Tebo, Gatra.com - Sudah beberapa hari ini warga Desa Suo-Suo, Kecamatan Sumay, Kabupaten Tebo, diresahkan ulah gerombolan gajah yang merusak kebun dan rumah mereka.
Salah seorang warga yang mengaku rumahnya telah dirusak gajah, Hasan mengatakan bahwa ulah gajah liar tersebut juga telah merusak puluhan hektar kebun milik warga. "Kita sudah merasa sangat terganggu sekali akibat amukan gajah tersebut," kata dia, Kamis (2/5).
Dia mengatakan, gajah tersebut berkeliaran di sekitar kawan Simpang Cempedak, Desa Suo-Suo. Jumlahnya diperkirakan sekitar tiga ekor. "Kalau kebun yang telah dirusak bervariasi. Ada yang dua hektar, ada yang lima hektar, bahkan ada yang sampai 7 hektar. Totalnya puluhan hektar," ujar Hasan.
Hal yang sama juga dikatakan salah seorang warga desa Suo-Suo, Harpiton. Untuk antisipasi amukan gajah tersebut, kata dia, warga terpaksa melakukan ronda malam untuk mengusir gajah, "Tapi gajahnya tetap masuk juga ke kebun warga," kata dia.
Warga ini mengaku sudah melaporkan hal ini kepada pihak terkait, khususnya NGO FZS yang telah bertahun-tahun menangani gajah di Kabupaten Tebo. "Namun belum ada tindakan atas laporan kita," ujarnya.
Untuk itu, Harpiton dan warga desa sangat berharap kepada pihak terkait segera mencari solusi agar kebun dan rumah mereka tidak menjadi sasaran amukan gajah. "Kalo kita bunuh bakal jadi masalah. Soalnya itu (gajah hewan yang dilindungi). Kalo ndak dibunuh, terus menjadi masalah, warga yang sangat dirugikan," kata dia.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jambi, Rahmad Saleh dikonfirmasi terkait persoalan gajah yang sangat meresahkan warga ini malah balik bertanya, "Sudah tahu persoalan di sana sudah berapa lama bang," tanya Rahmad menjawab pesan whatsapps Gatra.com, Kamis (2/5) malam.
Meski telah dijelaskan terkait keresahan warga dan persoalan gajah tersebut, Rahmad enggan menjawab.