Jakarta,Gatra.com- Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf ingin alokasi anggaran untuk Bekraf naik 2 kali lipat untuk mendukung kemajuan ekonomi kreatif (ekraf) nasional. Menurutnya, dana Bekraf saat ini belum mencukupi kebutuhan Bekraf untuk merangkul pelaku ekraf yang tersebar di daerah-daerah di Indonesia. Alokasi dana dari kas negara untuk Bekraf kurang dari Rp1 triliun.
""Tahun 2018 malah cuma Rp700 miliar, padahal kita menangani banyak sekali pelaku ekraf di Indonesia, sehingga anggaran Bekraf ini harus kami optimalkan dengan biaya yang minim ini," kata Triawan di sela-sela acara Demo Day Katapel, Jakarta, Kamis (2/5).
Ia juga menilai, anggaran Bekraf saat ini tidak sebanding dengan kontribusi Bekraf terhadap perekonomian nasional yang besar. Penambahan anggaran perlu agar dapat berkolaborasi lebih efektif dengan para pelaku ekraf.
"Menteri Keuangan Sri Mulyani saat Indonesian Economic Forum mengatakan dampak perekonomian dari ekraf itu tinggi sekali, Rp1.105 triliun. Tapi kontribusi ekraf yang besar itu tidak sebanding dengan minimnya anggaran Bekraf saat ini," ujarnya.
Soal jumlah anggaran yang ideal, Triawan tidak menyebut angka persisnya. Namun ia mengatakan alokasi minimalnya adalah 2 kali lipat dari anggaran saat ini.
Anggaran Bekraf dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan. Pada 2016, Bekraf mendapat anggaran Rp1,1 triliun, lalau 2017 menjadi Rp900 miliar, kemudian pada 2018 Rp700 miliar. Dalam APBN 2019, Bekraf mendapat jatah anggaran Rp639 miliar.