Jakarta, Gatra.com - Executive Director Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini menganggap pemilihan umum (Pemilu) serentak bulan lalu berdampak buruk terhadap penyelenggara.
"Bagaimana Pemilu serentak itu ternyata tidak kompatibel dari sisi tata kelola pemilu, sangat berat, melelahkan dan akhirnya unmanageable ya," ujar Titi seusai acara diskusi Politics and Religion in Indonesia yang di CSIS auditorium, Tanah Abang, Jakarta, Kamis (2/4).
Ia melanjutkan bahwa semua itu terjadi karena human error dan juga sistem yang belum siap.
"Tidak bisa terkelola dengan baik, walaupun ada faktor manusia juga di situ, misalnya kurang profesionalnya penyelenggara, tapi dominasi terbesar kontribusi sistem kan," katanya.
Titi juga mengatakan jika semua permasalahan tersebut imbas dari percobaan pemilu serentak.
"Makanya kan gini, kita di 2019 ini sebenarnya bereksperimen banyak hal, dari mulai regulasi, perilaku politik, kultur dan sebagainya," ungkapnya.
Baginya, apa yang terjadi di pemilu serentak 2019 bisa dijadikan pembelajaran untuk pemilu selanjutnya agar bisa lebih komprehensif dan tertata untuk 2024.