Medan, Gatra.com - Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei, Kesatuan Aksi Mahasiswa (KAM) Institut Teknologi Medan (ITM) menggelar aksi damai di Jalan SM Raja Medan, tepatnya di dekat Stadion Teladan Medan dan seputaran kampus mereka di Jalan HM Jhoni Medan, Kamis (2/5).

Dalam orasinya, koordinator aksi, Wahyu Rajagukguk mengatakan, pendidikan yang diselenggarakan pemerintah masih belum berpihak kepada rakyat.

"Mari lihat pendidikan nasional Indonesia pada 2019. Uang pendaftaran mahal, uang sekolah atau uang kuliah mahal. Mereka yang tidak punya uang tidak dapat pendidikan," ujarnya.

Menurut KAM ITM, sarana dan prasarana di dunia pendidikan tidak terlihat mendukung untuk mencerdaskan kehidupan. Pendidikan di 2019 diciptakan untuk menjadi sumber uang birokrasi. Peserta didik dipaksa mengikuti segala peraturan dan perintah tanpa pengecualian. Itu artinya demokrasi di dunia pendidikan dibungkam.

Dalam aksinya itu, KAM ITM menyerukan gerakan revolusi pendidikan. Sejumlah poin yang dikemukakan antara lain, tolak kapitalisasi dunia pendidikan. Jadikan pendidikan wadah untuk mendekatkan manusia dengan alamnya. Hapuskan watak pasif di dunia pendidikan. Tolak represifitas TNI Polri terhadap gerakan mahasiswa. Pendidikan disebut bukan penjara, melainkan pendidikan adalah ruang berkarya.

Reporter: Jones