Home Ekonomi Konsumsi BBM di Aceh Diprediksikan Naik 11 Persen Jelang Ramadan dan Idul Fitri

Konsumsi BBM di Aceh Diprediksikan Naik 11 Persen Jelang Ramadan dan Idul Fitri

Banda Aceh, Gatra.com – Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I memprediksikan akan terjadi kenaikan kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) di Provinsi Aceh sebesar 11%, jelang bulan Suci Ramadan dan Idul Fitri 1440 Hijriyah.

Sementara kebutuhan bahan bakar diesel diprediksi turun 12%, dikarenakan dampak pembatasan operasional kendaraan industri di Provinsi paling ujung barat Indonesia itu.

“Kita prediksi akan terjadi kenaikan kebutuhan BBM, sedangkan kebutuhan bahan bakar diesel diprediksi turun di Aceh,” kata Roby Hervindo, Unit Manager Communication & CSR MOR I di Banda Aceh, Kamis (2/5).

Ia juga menjelaskan, konsumsi premium diperkirakan meningkat 10%, atau sebesar 551 KL per hari. Sementara konsumsi BBM berkualitas yaitu Pertamax Turbo, Pertamax dan Pertalite diprediksi turut meningkat masing-masing 244%, 17% dan 12%.

Sementara untuk kategori bahan bakar diesel, konsumsi biosolar diestimasi turun 13%. Kendati demikian, Pertamina Dex justru meningkat 474%.

Untuk itu, kata dia, satuan tugas Ramadan dan Idul Fitri (Satgas Rafi) Pertamina MOR I mulai siaga menyiapkan kebutuhan bahan bakar dan avtur. “Satgas memprediksi kenaikan kebutuhan BBM. Sementara untuk avtur masih terdampak penurunan jumlah penerbangan,” sebutnya.

“Untuk mengantisipasi peningkatan konsumsi, kami menginstruksikan kepada SPBU di jalur mudik untuk menambah stok BBM. Terutama jenis Premium, Pertalite dan Pertamax. SPBU mudik juga beroperasi selama 24 jam,” jelasnya.

Untuk itu, tambah dia, pihaknya juga memastikan seluruh fasilitas layanan di SPBU dalam kondisi bersih dan berfungsi baik. “Untuk itu, kami mengimbau kepada seluruh masyarakat agar dapat membeli BBM di SPBU,” kata Roby.

Sementara untuk kebutuhan avtur, sebut dia, diperkirakan terjadi peningkatan konsumsi sebesar 20-32% pada H-4 hingga H-2 lebaran. Pada saat arus balik di H+2 sampai H+3 lebaran, diprediksi peningkatan sebesar 30%.

Namun, lanjut Roby, secara keseluruhan konsumsi avtur Januari hingga Mei 2019 mencatat penurunan sebesar 21%. Hal ini disebabkan berkurangnya jumlah penerbangan dari maskapai.

 

316