Jakarta, Gatra.com - Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI) mengaku terkendala atas kebijakan Uni Eropa yang memboikot sawit Indonesia.
Ketua Harian APROBI Paulus Tjakrawan menyebut ekspor biodiesel dari Indonesia terganggu oleh tuduhan subsidi Indonesia serta regulasi terkait energi terbarukan dari Uni Eropa.
" APROBI mendukung sepenuhnya Iangkah-Iangkah yang sedang dan akan diambil oleh Pemerintah," tegas Paulus kepada wartawan di Kantor APROBI di Jakarta, Kamis (2/5).
Seperti diketahui, Uni Eropa telah menuduh Indonesia melakukan subsidi untuk biodiesel yang di ekspor ke Eropa.
Paulus mengungkapkan beberapa produsen biodiesel dan Pemerintah telah mengisi kuisioner dari Uni Eropa dan Uni Eropa telah melakukan verifikasi baik ke produsen maupun ke pihak Pemerintah.
"Kami dan Pemerintah Indonesia menunggu kesimpulan dari verifikasi tersebut," kata Paulus.
Kemudian kendala lain dari ekspor biodiesel Indonesia adalah dengan diterbitkannya EU Renewable Enery Directive II dan Delegated Act yang menilai sawit Indonesia tidak ramah lingkungan.
Ketua Umum APROBI MP Tumanggor menyebut dibalik itu ada yang tak senang dengan energi terbarukan dari sawit Indonesia.
"Dibalik itu ada yang geram dengan energi terbarukan dari sawit, kami baru kembali dari Brussel untuk memperjuangkan sawit Indonesia," kata MP Tumanggor.
APROBI menilai tuduhan tersebut tidak berdasar dan harus dilawan agar boikot terhadap biodiesel dari sawit Indonesia tidak meluas ke negara lain.
"Kami akan berusaha agar kebijakan tersebut bisa dicabut, kalau itu diteruskan dan kita diam saja, akibatnya kita memberitahu dunia bahwa tuduhan itu benar dan negara lain akan ikut," ujar Paulus Tjakrawan.