Jakarta, Gatra.com - Proses dan hasil ijtima ulama 3 yang digelar Rabu (1/5) kemarin mendapat kritikan keras sejumlah pengasuh pondok pesantren (ponpes) tanah air. Sebagian ‘kiai kampung’ yang tergabung dalam Forum Pengasuh Pondok Pesantren se-Indonesia (FP2I) meragukan klaim keulamaan para peserta ijtima tersebut.
Ulama sepuh dari Ponpes Sukorejo Asembagus Situbondo, KH Afifuddin Muhajir mengatakan Ulama itu adalah pewaris para nabi. Sehingga tidak sembarangan menyebut dirinya ulama.
"Saya meragukan apa betul mereka ulama? Ulama harus memiliki keluasan ilmu dan ketakwaan yang luar biasa," ujar KH Afifuddin Muhajir dalam siaran pers, Kamis (2/5).
Guru Besar Usul Fiqih Ma'had Aly Salafiyah Syafi'yah Situbondo ini mengatakan, tugas ulama memberikan kamaslahatan dan tidak memecah belah umat. Terlebih pasca pemilu 2019, ulama mendinginkan suasana yang dterjadi di masyarakat.
"Ulama dengan keahliannya harus mendinginkan suasana, memberikan maslahah untuk umat bukan mudharat," terang dia.
Hal serupa disampaikan pimpinan Majelis Azzainiyya, Sukabumi, Jawa Barat, Jauhariatul Fardhiyya. Seharusnya ulama lebih banyak melakukan pembinaan spiritual daripada ikut hiruk-pikuk pemilu presiden 2019.
“Ulama adalah mereka yang berilmu, bekerja membimbing umat ke arah yang benar, terlebih ini menjelang bulan Ramadan,” tegas dia.