Balikpapan, Gatra.com - Jasa prostitusi di Balikpapan masih terus menjamur. Selain eks lokalisasi di Kilometer 17 dan Manggar Sari yang masih beroperasi, di kawasan Pasar Baru, Jalan Jenderal Sudirman juga marak terjadi.
Tak hanya sejumlah wanita tuna susila (WTS), namun juga waria (wanita pria) ikut menjajakan diri.
Saat malam hari, sekira pukul 01.00 Wita, mereka sering dijumpai di beberapa titik di tepi jalan kawasan tersebut. Salah satu yakni seoarng waria berinisial S.
Dari pengakuan S, dirinya sudah lama mangkal di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Pasar Baru. Penghasilan yang didapat mencapai Rp11 juta lebih per bulan.
"Sudah lama di sini mas. Paling sedikit, saya bisa tabung uang Rp8 juta per bulan. Bisa juga sampai Rp11 juta per bulan. Itu sudah bersihnya. Pelanggan laki-laki, yang kebanyakan punya fantasi seks tinggi," katanya kepada Gatra.com, Rabu malam (1/5).
Keseriusan Pemkot Balikpapan terhadap upaya pemberantasan praktik prostitusi pun kembali diuji.
Pasalnya, menurut Ketua Umum HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) Balikpapan Rizqi Usman, upaya pemberantasan tak cukup hanya dilakukan dengan pembongkaran bangunan di daerah lokalisasi seperti yang dilakukan beberapa waktu lalu.
"Tapi juga harus ada reaksi, tindak lanjut. Pengawasan di tempat-tempat eks lokalisasi yang diduga masih beroperasi seperti di Kilometer 17 dan Manggar Sari juga harus dilakukan. Di tempat lain pun juga harus diawasi. Seperti di Jalan Jenderal Sudirman itu," katanya, Kamis (2/5).
Merespons apa yang terjadi, Satpol PP Balikpapan akan kembali menggelar razia besar-besaran. Selain dalam upaya memberantas jasa prostitusi di beberapa daerah di Balikpapan, juga kaitannya dengan menyambut bulan Ramadan.
"Sebelum puasa ini kita gelar besar-besaran. Nanti kita turun. Untuk menciptakan situasi kondusif. Selain prostitusi itu, pelanggaran lain seperti penjual petasan dan PKL (Pedagang Kaki Lima) juga kita sasar," kata Kasi Ops Satpol PP pemda Balikpapan Siswanto.