Home Teknologi Batu Kentang ‘Dewa Kekacauan’ Melintas Dekat Bumi pada 2029. Mungkinkah Bumi Kiamat?

Batu Kentang ‘Dewa Kekacauan’ Melintas Dekat Bumi pada 2029. Mungkinkah Bumi Kiamat?

Jakarta, Gatra.com -- Asteroid Apophis demikian nama itu disematkan. Meminjam nama dewa kekacauan Mesir, yang juga dikenal sebagai Apep. ‘Kentang’ raksasa itu melintas dekat Bumi pada 13 April 2029. Hanya berjarak 19.000 mil (31.000 kilometer) dari permukaan Bumi. Itu sedekat beberapa satelit saat mengorbit planet kita, catat NASA. Demikian Dailymail, 2 Mei 2019.

Para peneliti telah mengesampingkan kemungkinan objek 1.115 kaki (340 meter) itu membanting ke Bumi. Jarak yang dekat menghadirkan kesempatan unik untuk mempelajari asteroid secara detail. Kebanyakan objek serupa yang melintas cukup dekat, berukuran jauh lebih kecil.

Perhitungan awal menempatkan kemungkinan tabrakan 2029 hanya 2,7 persen. Dan seiring waktu, perhitungan berkurang menjadi nol. Di masa depan, para ilmuwan memperkirakan risiko bertabrakan yang memicu Bumi ‘kiamat’ berada pada ‘kurang dari 1 berbanding 100.000.’

"Pendekatan penutupan Apophis pada 2029 akan menjadi peluang luar biasa bagi sains," kata Marina Brozovi?, seorang ilmuwan radar di Jet Propulsion Laboratory NASA di Pasadena, California, yang bekerja pada pengamatan radar terhadap objek dekat Bumi (NEOs).

“Kami akan mengamati asteroid dengan teleskop optik dan radar. Dengan pengamatan radar, kami mungkin dapat meliat detail permukaan yang hanya beberapa meter,” katanya. Diharapkan untuk melakukan pengamatan jarak dekat ketika objek itu berada pada titik terdekat sebelum pukul 6 sore. Saat itu, objek itu berada di atas Samudra Atlantik.

Apophis pertama kali muncul di langit malam di belahan bumi selatan, membuat dirinya dapat ditonton pemirsa di pantai timur Australia. Kemudian melakukan perjalanan ke barat untuk mencapai garis katulistiwa pada sore hari sebelum melintasi Amerika sekitar pukul 7 malam.

Batu ‘kentang’ luar angkasa raksasa itu bergerak sangat cepat, akan melintasi garis tengah bulan dalam waktu kurang dari satu menit, kata NASA. Meskipun 19.000 mil mungkin terdengar jauh, badan antariksa mengatakan jarang ada benda sebesar ini yang berada sangat dekat.

NASA merencanakan ke depan untuk terbang mendekati asteroid itu. Terbang dekat Bumi dapat mengubah cara asteroid ini berotasi, dan kemungkinan terjadi beberapa perubahan permukaan. “Seperti longsoran kecil," kata Davide Farnocchia, seorang astronom di Pusat Studi Objek Dekat Bumi (CNEOS) JPL.

Para ilmuwan pekan ini bertemu di 2019 Planetary Defense Conference di College Park, Maryland untuk membahas pendekatan tertutup dan merencanakan bagaimana mereka memanfaatkan peluang ilmiah langka ini. “Apophis adalah perwakilan dari sekitar 2.000 Asteroid Berbahaya (PHA) yang saat ini dikenal,” kata Paul Chodas, direktur CNEOS.

"Dengan mengamati Apophis selama perjalanannya pada 2029, kita akan memperoleh pengetahuan ilmiah penting yang suatu hari nanti dapat digunakan untuk pertahanan planet,” dia menambahkan.


Rohmat Haryadi

 

6104