Jakarta, Gatra.com - Dalam menyongsong masa presidensi Indonesia di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB), Indonesia akan membawa isu Palestina untuk dibincangkan pada tanggal 9 Mei 2019 nanti. Tidak tertutup kemungkinan juga membuka perbincangan mengenai pemboikotan terhadap Israel.
"Kita masih menentukan poin-poin penting apa yang perlu dibahas. Yang jelas nanti pasti akan banyak sekali isu yang dilontarkan. Tentang pemboikotan Israel sendiri sebelumnya kita masih harus melakukan analisis. Contohnya perusahaan-perusahaan apa saja yang memang diskriminatif," ucap Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Febrian Alphyanto Ruddyard di Gedung Kemlu, Jakarta, Kamis (2/5).
Febrian juga menambahkan bahwa diskusi informal nanti merupakan wadah yang sangat tepat untuk membahas isu-isu Israel. Sebab, dalam pertemuan informal tidak perlu khawatir akan hasil akhir yang menegangkan, serta tidak dituntut adanya kesepakatan tertulis dalam dokumen akhir.
Kata Febrian, diskusi informal ini tidak menghasilkan sebuah hasil mengikat tetapi perannya sangat penting dalam membuka perspektif-perspektif masyarakat dunia akan isu-isu yang sesungguhnya sangat penting dan perlu dibahas. Contohnya, isu Palestina dan hubungannya dengan Israel.
"Untuk awal mungkin kita dimulai dari topik pemukiman ilegal. Tidak menutup kemungkinan nantinya kita juga akan membahas isu ekonomi, kemudian pembahasan tentang Yerusalem," tutupnya.