Sleman, Gatra.com - Perayaan Dies Natalis ke-55 Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dimeriahkan pergelaran tari jathilan. Acara ini memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (Muri) untuk kategori jumlah pemain jathilan terbanyak dengan 4833 peserta.
Acara bertajuk Festival UNY nJathil 2019 itu diselenggarakan di Lapangan Hoki Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (2/5). Sebanyak 4833 penari yang terlibat merupakan mahasiswa, tenaga pendidik, dosen, guru besar, pejabat UNY, dan masyarakat umum.
Jathilan dipilih karena merupakan kesenian rakyat yang populer. “Jathilan adalah kesenian rakyat tertua di Jawa, yang menggambarkan seorang prajurit,” ujar Rektor UNY Sutrisna Wibawa dalam sambutan pembukaan Festival UNY nJathil 2019.
Agenda ini sekaligus merupakan gagasan UNY untuk meletarikan jathilan. Ketua panitia Festival UNY nJathil 2019 Kuswarsantyo selaku mengungkapkan bahwa hampir semua orang mengetahui jathilan.
“Jathilan sesuai dengan visi misi UNY sebagai perguruan tinggi yang merakyat,” kata Kuswarsantyo.
Festival UNY nJathil 2019 turut mengundang partisipasi masyarakat dalam perlombaan jathilan. Ada enam kategori yang dilombakan yaitu penampilan terekspresif, terbaik, terfavorit, kostum terunik, dan terbaik untuk anak-anak.
“Ada 52 peserta dari luar UNY yang terlibat perlombaan,” ujar Kuswarsantyo yang dikenal sebagai doktor jathilan ini karena meneliti tari tersebut untuk studi S3-nya.
Pada perayaan Dies Natalis yang bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) ini, Kuswarsantyo juga memperkenalkan kreasi baru jathilan.
“Koreografi tari jathilan UNY adalah untuk mengembangkan tri dharmaperguruan tinggi. Ndadi Jathilan ini disebut ndadi akademik. Ndadi dalam penelitian, pengabdian, dan pengajaran,” ujar Kuswarsantyo, yang dikenal sebagai Doktor Jathilan.
Menurutnya, melalui kreasi baru ini, jathilan mampu menjadi sarana edukasi bagi civitas akademika UNY dan masyarakat. Jathilan ala UNY ditampilkan sebagai sajian pembuka Festival UNY nJathil 2019 oleh seratus mahasiswa seni tari UNY.
Reporter: Abilawa Ihsan