Arica, Gatra.com - Peradaban manusia pertama yang diketahui telah memumikan jasad dilakukan di tempat yang agak tidak mungkin yaitu tempat paling kering di bumi. Itu ditemukan di Chinchorro, Teluk Pantai Gurun Atacama. Tempat yang sekarang bernama Chile tersebut melakukan mumifiksi sekitar 7.000 SM dan mengembangkan tekniknya sekitar 5.000 SM.
Peradaban Chili soal mumifikasi tersebut dilakukan 2.000 tahun sebelum orang Mesir kuno. Sementara orang Mesir adalah peradaban kompleks yang memumikan Firaun, Chinchorro adalah pemburu-pengumpul prakeramik dengan pendekatan yang lebih egaliter untuk menghormati orang mati. Saat ini, koleksi mumi tertua di bumi terletak di 'Museum Arkeologi San Miguel de Azapa' di desa kecil San Miguel de Azapa, Chili.
Dilansir dari CNN, Bernardo Arriaza, seorang antropolog fisik yakni ilmuwan yang peduli dengan evolusi dan keanekaragaman hayati manusia, telah mempelajari mumi Chinchorro selama lebih dari 3 dekade, merupakan salah satu pemain kunci yang mendokumentasikan pentingnya global dari situs warisan dunia yang diusulkan.
Arriaza menjelaskan, mumi tersebut merupakan mumintertuabdi bumi dan terbukti keasliannya. "Apa yang kami coba tunjukkan adalah bahwa kami tidak hanya memiliki bukti tertua tentang mumifikasi yang disengaja, tetapi juga dilakukan oleh orang-orang pemburu-pengumpul prakeramik di lingkungan yang masih asli hingga sekarang," katanya.
Ia menambahkan, bahwa peradaban di Gurun Atacama ini adalah pelopor kehidupan di gurun dengan teknologi yang sudah cukup maju pada masanya.
"Ini adalah pemukim awal di wilayah Atacama. Jadi saya suka menganggap mereka sebagai pelopor gurun, mereka mungkin tidak secara teknologi maju, tetapi semua kerumitan mereka digunakan untuk persiapan orang mati," ujarnya.
Kota modern Arica terletak di atas pemakaman luas orang-orang Chinchorro. Namun, bentuk mumifikasi Chinchorro tertua ditemukan 70 mil di selatan di Caleta Camarones, pantai yang hampir tidak berubah dalam 7.000 tahun sejak nelayan kuno mulai mempersiapkan kematian mereka.
Arriaza menjelaskan alasan mengapa mumi bertahan di sini selama beribu-ribu tahun adalah karena iklim yang sangat kering. "Tingkat salinitas [kandungan garam] tinggi di dekat pantai, dan Anda mendapatkan apa yang telah selama tujuh milenium [satu milenium: 1000 tahun] terakhir, menjadi kondisi sempurna untuk melestarikan mumi," ungkapnya.
Namun sayangnya, keberadaan situs warisan ini sedikit diketahui bahkan di lingkup masyarakat lokal. Negara Chili berharap UNESCO menetapkan status Situs Warisan Dunia (situs arkeologi sudah ada dalam Daftar Tentatif UNESCO) yang akhirnya dapat membuat mumi ini mendapatkan perhatian yang layak mereka dapatkan.
Proposal Chili untuk status Situs Warisan Dunia untuk situs Chinchorro diperkirakan akan berada di tangan UNESCO paling lambat tahun 2020. Menjelang tanggal tersebut, pemerintah daerah telah meningkatkan upayanya untuk mempromosikan pariwisata arkeologi dan memberdayakan kominitas lokal penangkap ikan untuk menjadi pemelihara situs pemakaman Chinchorro di tengah-tengah mereka.
Caleta Camarones adalah situs kedua dalam proposal yang diajukan ke UNESCO. Menurut Arriaza, tempat ini tepat untuk menelusuri warisan hidup Chinchorro hingga nelayan modern yang bekerja di sini.