Ambon, Gatra.com - PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Maluku dan Maluku Utara terus berupaya untuk meningkatkan rasio elektrifikasi. Sebanyak 303 Desa yang tersebar di Pulau terluar di Maluku menjadi target pelistrikan hingga tahun 2020 mendatang.
"Hingga saat ini Rasio Elektrifikasi PLN di Provinsi Maluku pada bulan Maret 2019 yakni sebesar 86,05%, dan ditargetkan akan mencapai 95% di tahun 2020 mendatang dengan melistriki 303 desa lagi hingga tahun 2020," kata Ramli Malawat, Manager Komunikasi PLN Maluku dan Maluku Utara, kepada Gatra.com, Rabu (1/5).
Menurutnya, melistriki pulau-pulau terluar di Maluku tentu memiliki tantangan tersendiri. Selain letak geografis, tantangan lainnya yaitu akses transportasi menuju lokasi target.
"Belum lagi minimnya sinyal komunikasi dan cuaca yang dapat menghambat perjalanan menuju akses pulau tersebut," terangnya.
Sejumlah tantangan itu tidak jarang ditemukan para pegawai PLN dalam menjalankan tugasnya untuk memberi terang kepada masyarakat. Seperti yang dialami Zulfikar Rezki Renyaan.
Pria 30 tahun yang bertugas di PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Kota Tual, Provinsi Maluku ini merupakan petugas survei untuk Program Listrik Pedesaan (LISSA).
Banyak desa, baik yang telah berlistrik maupun dalam proses pelistrikan di pulau-pulau terluar Maluku, telah didatangi pemuda yang akrab disapa Fikar ini.
Menurutnya, dalam hal kegiatan survei ke desa-desa di Pulau terluar yang belum terlistriki, membutuhkan waktu lama. Dapat ditempuh dengan memakan waktu berminggu-minggu, bahkan bulanan.
"Ini karena masalah transportasi juga. Transportasi yang ada terbatas, sehingga kami kadang harus menunggu satu hingga dua Minggu lagi dari kedatangan kapal. Belum kalau faktor cuaca buruk, bisa tambah lama kami menunggu waktu kedatangan kapal untuk mengangkut kami pulang," kata Fikar dalam keterangan yang dikeluarkan Humas PLN.
Survei program LISSA merupakan salah satu bagian terpenting dari proses pra-elektrifikasi. Banyak kegiatan yang harus dilakukan dan dipastikan secara tepat dan akurat. Ini agar eksekusi pelaksanaan kegiatan elektrifikasi di lapangan bisa berjalan lancar. Sehingga listrik dapat segera hadir di masyarakat.
"Kami harus memastikan titik-titik koordinat yang akan dijadikan jalur dari jaringan listrik, dan ini bisa sambil menembus hutan, menyeberangi sungai atau rawa dan naik turun bukit," ungkapnya.
Selain survei LISSA, pihaknya juga diminta untuk dapat memastikan kemungkinan ketersediaan lahan apabila dibutuhkan pembangunan PLTD baru, serta berdiskusi dengan masyarakat setempat untuk meminta dukungan.
"Hal ini tentu tidak mudah. Namun semangat saya hanya satu, yaitu menerangi saudara-saudara kami yang saat ini masih bergemelut di dalam gelap," kata Fikar.
Tak hanya survei, namun kata Fikar, pihaknya juga harus kembali lagi di lokasi tersebut dalam rangka pengawasan pekerjaan di lapangan, agar sesuai dengan hasil survei yang telah dilakukan.
"Saya akan bahagia dan terharu jika melihat raut wajah masyarakat yang merasa senang jika kegelapan yang selama ini mereka alami berubah menjadi terang. Inilah sumber semangat kami untuk terus hadir menghadirkan terang bagi negeri ini," tandasnya.
Reporter : Chen Toisuta
Editor: Rosyid