Jakarta, Gatra.com - PT Freeport Indonesia (PTFI) mengalami penurunan produksi emas dan tembaga di kuartal pertama 2019. Data terakhir dari Freeport McMoran (IDX: FXC) diketahui bahwa jumlah produksi emas turun sebesar 72,77% dari tahun 2018 di kuartal pertama.
Freeport hanya dapat memproduksi emas sebanyak 162 ribu ons emas, padahal pada tahun sebelumnya dapat melakukan produksi sebesar 595 ribu ons.
Sementara itu, produksi tembaga freeport juga tidak kalah mengecewakan. PTFI mengalami penurunan produksi 53,38% dibandingkan tahun lalu di periode yang sama. Di kuartal pertama tahun ini, PTFI memproduksi tembaga sebanyak 145 juta pound, turun dibandingkan periode sama tahun lalu, sebesar 311 juta pound.
Penurunan jumlah produksi yang cukup drastis di periode ini diaminkan oleh pengamat ekonomi UGM, Fahmy Radhi. “Jadi memang ada penurunan produksi dalam jumlah yang signifikan,” ujarnya saat ditemui di Halal Park, Jakarta.
Menurutnya penurunan produksi diakibatkan operasi tambang Grasberg yang akan berpindah dari tambang terbuka menjadi tambang bawah tanah atau underground mining. Hal ini berdampak langsung kepada pendapatan perusahaan secara signifikan.
“Nah penurunan itu disebabkan sudah habis tambang diatas. Kemudian dia akan berpindah ke underground mining yang mana masih memiliki banyak sekali cadangannya,” tambahnya lagi.
Fahmy mengatakan bahwa terdapat waktu jeda yang cukup panjang, sampai akhirnya Freeport bisa berproduksi lagi denga stabil. Menurutnya juga ini adalah pengorbanan yang harus dijalankan karena nanti setelah beralih menuju tambang bawah tanah, hasilnya diproyeksikan akan berlimpah dan diperkirakan dapat dieksploitasi sampai tahun 2060.