Jakarta, Gatra.com - Dalam penyelenggaraan pemilu kali ini, terdapat ratusan KPPS yang menghembuskan nafas terakhir. Dengan begitu pun muncul usulan untuk pada pemilu berikutnya untuk menggunakan sistem elektronik, yakni e-pemilu.
Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi sekaligus Wakil Ketua Komisi II DPR Riza Patria menyebutkan bahwa e-pemilu disambut hangat oleh pihak pemerintah.
"Ya e-voting dan e-counting itu sebenarnya sesuatu yang baik, kami di komisi II juga sudah mengusulkan dan pasalnya sudah ada, dimungkinkan dalam pemilu ke depan akan menggunakan e-counting maupun e-voting," ujarnya usai acara Demokrasi Siap Menang Siap Kalah Dalam Pilpres 2019 di Hotel Sentral, Jl. Pramuka, Jakarta, Selasa (30/4).
Ia juga mengatakan untuk melaksanakan hal tersebut, SDM pun harus siap dalam melakukan tata cara pemilihan yang baru. Lanjutnya, sosialisasi pun harus dilakukan oleh pemerintah kepada masyarakat agar mereka memahami cara kerja sistem elektronik.
"Masyarakat kita sudah terbiasa secara manual mencoblos di TPS melihat sendiri, menghitung sendiri, kalau menggunakan e-counting dan e-voting itu kan dihitung oleh mesin, oleh program, nanti masyarakat kecewa kok hasilnya tidak sesuai," tuturnya.
Salah satu persiapan untuk melaksanakan e-pemilu adalah dengan cara membangun infrastruktur, teknologi, penyelenggara serta software yang mumpuni.
"Ya saya kira pada akhirnya kita akan menggunakan e-counting maupun e-voting sesuai dengan kemampuan kita secara menyeluruh, banyak negara sebelumnya manual kemudian pake e-counting tapi ternyata kembali lagi tidak menggunakan, karena tadi masyarakatnya belum siap," tambah dia.
Menurutnya, melalui e-pemilu, hal ini diharapkan dapat mengurangi bentuk kecurangan di dalam pemilu yang akan datang.
"Ya lewat e-voting e-counting itu satu sisi memberikan transparansi, tapi satu sisi juga bisa dipermainkan nanti ada hacker atau pihak ketiga yang mengganggu, jadi harus hati-hati, sekarang saja bank bisa dijebol oleh hacker, (organisasi) CIA, FBI, Pentagon aja bisa ditembus oleh para hacker, ya jadi kita akan lihat kesiapan teknologi ke depan," tutup dia.