Jayapura, Gatra.com – Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Papua mengklaim kunjungan wisatawan asing ke Papua menurun hingga 25%, pasca kenaikan harga tiket pesawat udara.
Bahkan Asita Papua mencatat penurunan drastis terjadi pada kunjungan wisatawan domestik. Hingga bulan ini tercatat tak ada kunjungan wisatawan domestik untuk berwisata ke Bumi Cenderawasih.
“Ini sangat parah, 0% kunjungan wisatawan domestik. Padahal biasanya pertengahan Januari kan sudah musim low season,” jelas Ketua DPD Asita Papua, Iwanta Perangin-angin, kepada Gatra.com, Selasa (30/4).
Iwanta menyebutkan harga tiket Jayapura-Jakarta bisa mencapai Rp12 juta. Padahal harga normal Jayapura-Jakarta Rp 3 jutaan. Akhirnya, wisatwan lokal tak ada yang datang ke Papua.
“Kalau pun masih ada kunjungan wisatawan domestik ke Papua, terlihat hingga akhir Desember 2018, karena kebanyakan wisatawan domestik telah membeli tiket jauh hari sebelumnya,” jelasnya.
Sementara untuk kunjungan wisatawan mancanegara tak terlalu berpengaruh dengan harga tiket, karena nilai mata uang di luar negeri juga meningkat. Sebut saja misalnya tahun lalu harga per dolar masih berkisar Rp 10 ribu dan tahun ini berkisar Rp14 ribu per dolarnya.
“Untuk pembelian kenaikan tiket, kalkulasinya tidak terlalu signigfikan, karena mata uang mereka (wisatawan domestik) nilainya naik juga,” jelasnya.
Lanjut Iwanta, hanya saja jika wisatawan mancanegara itu hendak mengunjungi pulau satu dan lainnya di Indonesia, tercengang juga dengan harga tiket yang mahal.
“Bule itu kan kalau berkunjung ke Indonesia, tidak satu tempat. Biasanya setelah berkunjung ke Pulau Jawa, lalu ke Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Papua. Bule kaget juga dengan harga tiket,” ucap Iwanta.
Pengaruh Pemilu
Asita mencatat, faktor lainnya yang mempengaruhi kunjungan wisatawan mancanegara ke Papua minim karena pelaksanaan Pemilu 17 April 2019 yang juga dilakukan secara serentak di Indonesia.
Iwanta menyatakan, biasanya 2-3 bulan usai pemilu, jika tak ada kericuhan atau hal apapun, kunjungan wisatawan bisa berangsur normal.
Walau begitu, Asita Papua menjamin wisatawan mancanegara masih ada yang ingin melihat beberapa event budaya di Papua yang digelar setiap tahunnya. Sebut saja setiap Agustus terdapat Festival Lembah Baliem di Wamena, ibukota Jayawijaya. “Untuk even Lembah Baliem, kami sudah menjual 80%, karena turis sudah booking jauh hari,” ujarnya. .
Biasanya, jika harga tiket normal, Asita menjual tiket paket wisata di Papua, mulai dari Jayapura-Wamena-Raja Ampat, masih bisa dapat per bulan hingga 50-an wisatawan domestik. “Ini kan lumayan untuk perekonomian. Tapi saat ini, totally nol,” ucap Iwanta.
Asita Papua pesimis dengan harga tiket yang masih tinggi, maka target kunjungan wisatawan ke Papua 20 juta wisatawan tak akan terwujud. Termasuk target tahun lalu 17 juta kujungan wisatawan ke Papua tak terwujud.
Dengan terus meningkatnya harga tiket pesawat, maka Asita hanya bisa menunggu usai Pemilu atau kebijakan pemerintah untuk menurunkan harga tiket penerbangan.
“Kami hanya bisa bertahan, jangan sampai ada PHK bagi karyawan anggota Asita yang rata-rata memiliki bisnis agen perjalanan. Teman Asita lainnya di Indonesia juga saling menguatkan saja satu sama lain dengan keadaan ini,” tutup Iwanta.