Jakarta, Gatra.com - Alamsyah, ayah dari korban kekerasan anak di Heritage International School, mengambil jalur hukum untuk mengungkap kasus kekerasan yang menimpa anaknya. Sebab, kekerasan yang dialami anaknya meninggalkan bekas luka di telinga dan memar di kepala. Pelakunya adalah salah satu guru di sekolah tersebut.
"Kupingnya robek, ada juga memar di belakang kepala. Anak saya bilang 'dibejek', dari dalam kelas diseret keluar," jelas Alamsyah saat ditemui di Polres Metro Jakarta Selatan, Selasa (30/4).
Kata Alamsyah, kejadian tersebut berlangsung saat jam pelajaran kesenian di sekolah. Sampai saat ini, ia masih menunggu kelanjutan proses hukum untuk membuktikan siapa pelaku yang melakukan kekerasan terhadap anaknya.
Alamsyah pernah menanyakan permasalahan ini kepada pihak sekolah, tetapi pihak sekolah menyarankannya untuk tidak melaporkan peristiwa ini ke pihak kepolisian.
"Alasan mereka minta masalah ini diselesaikan secara kekeluargaan, tapi saya rasa kalau sudah pukul dan luka, bukan hanya luka fisik, tapi juga batin, traumatis, biarkan proses hukum yang menyelesaikan," tambahnya.
Sebelumnya, diketahui kronologi peristiwa kekerasan terjadi saat korban JNA tidak membawa perlengkapan kelas seni. Akibatnya, pelaku IR yang merupakan guru kesenian merasa tidak suka dan mulai melakukan tindak kekerasan. IR sempat mendekatkan botol berisi lebah kepada korban, hingga melemparnya.
Korban yang takut lalu berteriak dan lari ke pojok kelas. Guru tersebut akhirnya memegang korban dan mulai mencengkram kuat bagian kepala dekat belakang telinga korban, sehingga meninggalkan bekas luka memar.