Sleman, Gatra.com - Sindikat perampokan toko ponsel melakukan perlawanan saat akan ditangkap polisi ketika hendak beraksi di Purworejo, Jawa Tengah, Senin (29/4). Baku tembak dengan petugas Polda Daerah Istimewa Yogyakarta pun tak terelakkan.
Salah satu pelaku, AD, asal Bandung, Jawa Barat, pun tewas saat dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Yogyakarta usai ditangkap. Selain itu, ada ASS, asal Karawang, Jawa Barat, mengalami luka tembak di bahu kanan dan kiri serta patah tulang bahu kiri.
SDH, asal Karawang, Jawa Barat juga kena tembak di punggung kanan dan kaki kiri. Terakhir, FB, asal Ngawi, Jawa Timur mengalami luka tembak di bagian paha kanan.
"Para pelaku mengalami luka tembak cukup banyak. Terjadi peristiwa tembak menembak dengan anggota kami," kata Kabid Humas Polda DIY, AKBP Yuliyanto dalam konferensi pers di Markas Polda DIY, Selasa (30/4).
Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda DIY, Kombes Pol Hadi Utomo mengatakan, kelompok kejahatan ini sudah diintai oleh anggotanya sejak beberapa pekan terakhir.
"Kami buntuti dari wilayah Jawa Barat. Mereka menuju ke Yogyakarta akan melakukan kejahatan lagi," katanya.
Menurut Hadi, saat masuk wilayah Purworejo, Jawa Tengah, mereka dihentikan oleh petugas karena terindikasi akan melakukan kejahatan. Namun saat itu para pelaku, yang memakai kendaraan Avanza dengan nomor polisi yang telah dipalsukan, berupaya melawan.
"Mereka melawan dengan cara menembak. Ada salah seorang yang mempunyai senjata api," kata Hadi.
Mobil yang dikendarai pelaku pun terus melaju, meski salah satu ban sudah pecah. Karena sulit dikendalikan, kendaraan mereka menabrak truk yang sedang melaju. "Para pelaku akhirnya berhasil dilumpuhkan," ucapnya.
Setelah dibawa ke rumah sakit, salah satu pelaku tak selamat. Sedangkan tiga orang lain masih dirawat secara intensif di RS Bhayangkara Yogyakarta.
"Pelaku yang meninggal apakah karena luka tembak atau disebabkan luka tabrakan, itu merupakan kewenangan dari dokter," katanya.
Hadi juga mengatakan, berdasarkan hasil penyelidikan, para pelaku ini sudah melakukan setidaknya tiga kali kejahatan. Pada 27 Februari lalu, mereka mencuri di sebuah konter handphone di Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul dengan kerugian sekitar Rp200 juta.
Mereka juga beraksi pada 11 Maret di konter handphone daerah Kecamatan Semin, Kabupaten Gunungkidul dengan kerugian Rp10 juta.
Terakhir pada 25 Maret, mereka membobol sebuah toko di Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul dengan kerugian Rp400 juta. "Sasaran mereka itu konter handphone," ucapnya.
Sedangkan senjata api yang dipakai pelaku untuk melakukan pencurian dan melawan petugas saat ini masih dalam proses identifikasi untuk dicari tahu rakitan atau pabrikan.
Reporter: Ridho Hidayat