Jakarta, Gatra.com - Perusahaan riset Kantar Worldpanel menyebut bahwa tahun 2019 merupakan tahun yang menarik, tetapi juga tahun yang penuh dengan tantangan. Analisa itu didasari perekonomian Indonesia berkinerja cukup baik pada tahun 2018, sedangkan pasar fast moving consumer goods (FMCG) masih tampak stabil.
“Rumah Tangga Indonesia lebih selektif dalam mengalokasikan pos pengeluarannya. Konsumen menjadi lebih cerdas dalam mengkonsumsi atau memilih produk dan servis. Ketersediaan barang di pasar adalah hal yang penting, begitu juga dengan harga yang ditawarkan,” kata Fanny Murhayati, Marketing Director, Kantar Indonesia, dalam siaran pers di Jakarta, Selasa (30/4)
Fanny menyebut bahwa adanya persaingan tidak hanya berdasarkan hal diatas, tetapi juga bagaimana suatu produk dapat lebih menonjol dibandingkan dengan pesaingnya, dan bagaimana mereka bisa meraih hati konsumen.
“Brand tidak bisa membuat satu rencana untuk semua tipe konsumen, tetapi harus membuat strategi yang berbeda sesuai karakter dan tipe target konsumennya,” katanya.
Adapun Venu Madhav, General Manager Kantar Indonesia, Worldpanel Division telah mengidentifikasi adanya 6 faktor utama yang dapat membantu brand untuk tumbuh di pasar kompetitif saat ini.
Faktor itu diantaranya yakni bagaimana membangun antusiasme dengan memberikan pengalaman untuk konsumen melalui berbagai hal. Pengalaman tidak hanya didapat dari memiliki atau mengkonsumsi produk. Pengalaman juga bisa didapatkan pada saat konsumen berbelanja di toko, ataupun pada saat mereka melihat iklan di media atau media sosial.
“Misalnya untuk produk kosmetik, dimana brands berkomunikasi dan memberikan pengalaman tentang produk mereka, dengan menggunakan blogger atau vlogger kecantikan. Ini membantu brand tersebut untuk lebih dikenal dan diingat oleh konsumen,” katanya.
Kemudian lanjut Venu bagaimana memberikan kemudahan untuk konsumen melalui produk siap santap. Dengan berkembangnya gaya hidup urban, konsumen Indonesia kini menghabiskan lebih banyak waktu diluar rumah.
“Berdasarkan Worldpanel FMCG data, konsumen Indonesia lebih sering mengkonsumsi produk makanan dan minimuman siap santap di luar rumah di bandingkan dengan di dalam rumah,” katanya.
Venu juga menyebut bahwa ada rasa bangga sebagai orang Indonesia. Artinya, banyak hal yang bisa dibanggakan sebagai orang Indonesia. Seperti halnya menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Mempunyai 4 dari 7 unicorn start-up di kawasan ASEAN.
“Rasa bangga sebagai Indonesia juga terlihat dari meningkatnya jumlah referensi dan nilai-nilai lokal dalam komunikasi suatu brand, serta produk inovasi dengan rasa lokal khas Indonesia,” katanya.
Faktor lainnya kata Venu yakni ada berbeda (lebih menonjol) dibandingkan dengan pesaing. Jika bergantung hanya pada ketenaran, itu tidak lagi cukup untuk suatu brand. Konsumen mencari hal-hal yang berbeda dan lebih bermakna, sehaingga membuat mereka tertarik terhadap suatu produk atau servis.
“Dengan persaingan market yang ketat dan banyaknya pemain baru yang memasuki pasar, merek harus menemukan cara untuk menonjol dibandingkan dengan para pesaingnya. Komunikasi yang mudah diingat harus sesuai dengan konten dan maksud yang tepat, dan ditargetkan kepada audiens yang tepat.
Venu juga mengingatkan bagaimana memahami aspirasi dari tipe konsumen yang berbeda. Dengan persaingan pasar yang sangat tinggi, mendorong para pemain FMCG untuk dapat membuat strategi yang berbeda, untuk setiap tipe target konsumennya.
“Mereka juga harus dapat memahami berbagai macam aspirasi berdasarkan, misalnya bagaiamanap erbedaan tipe kelompok usia (Generasi Centenial atau Millenial vs Gen X), perbedaan tipe kelas ekonomi, Ekonomi atas, menengah atau kelas bawah, juga dilihat lokasi perkotaan besar atau pedesaan.
“Pemain FMCG juga perlu menentukan strategi berdasarkan wilayah yang berbeda. Mereka perlu memahami aspirasi yang berbeda dari konsumen perkotaan dan pedesaan. "Apa yang mereka cari". Produk atau layanan yang dapat menunjukkan keuntungan untuk para konsumen, akan memiliki kesempatan untuk memenangkan hati konsumen,” katanya.
faktor terakhir kata Venu yakni bagaimana ‘merangkul’ secara digital. Yakni, konsumen Indonesia memiliki banyak pilihan untuk hiburan elektronik mereka. Tidak hanya television tetapi internet sudah dapat diakses hampir diseluruh nusantara.
“Banyak para pemain FMCG juga memanfaatkan momentum ini, untuk berkomunikasi dengan konsumennya. Meskipun e-commerce masih sangat kecil, tetapi pertumbuhannya signifikan,” katanya.
Untuk FMCG, katanya, jumlah orang yang membeli secara online di Indonesia, tumbuh dari 2% pada 2017 menjadi 6% pada 2018. Semakin banyak konsumen Indonesia melihat manfaat dan keuntungan berbelanja online terutama untuk kebutuhan bayi dan premium produk perawatan pribadi.