Makkah, Gatra.com - Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan Menteri Kesehatan Nilla F Moeloek menggelar rapat koordinasi di Wisma Haji, Makkah.
Ketiganya membahas kesiapan penyediaan layanan haji di Arab Saudi, termasuk untuk 10 ribu kuota tambahan yang telah diberikan Raja Salman kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menag Lukman mengatakan tambahan 10 ribu kuota dikhususkan untuk lansia dan pendamping.
"Kita tetap fokus pada layanan, walaupun ada penambahan kuota 10.000. Ini penting agar tidak terjadi penurunan kualitas layanan kepada jemaah," kata Lukman dalam keterangan tertulis yang diterima Gatra.com, Selasa (30/4).
Baca Juga: Dampak Penambahan 10 Ribu Kuota Haji, dari Biaya hingga Akomodasi
Ia menjelaskan rapat kali ini menyepakati penempatan jemaah yang masuk dalam kuota tambahan tetap mengacu pada sistem zonasi di Makkah, di mana penempatan jemaah dikelompokkan zonasinya berdasarkan embarkasi. Ada tujuh zona, yaitu:
1. Syisyah: Embarkasi Aceh (BTJ), Medan (KNO), Batam (BTH), Padang (PDG), dan Makassar (UPG)
2. Raudhah: Embarkasi Palembang (PLM) dan Jakarta – Pondok Gede (JKG)
3. Misfalah: Embarkasi Jakarta – Bekasi (JKS)
4. Jarwal: Embarkasi Solo (SOC)
5. Mahbas Jin: Embarkasi Surabaya (SUB)
6. Rei Bakhsy: Embarkasi Banjarmasin dan Balikpapan
7. Aziziah: Embarkasi Lombok (LOP)
Kata Lukman, layanan katering dan transportasi bus shalawat di Makkah juga mengacu pada ketetapan awal. Hanya saja, jumlahnya disesuaikan dengan adanya penambahan 10 ribu kuota.
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, Nizar menambahkan persiapan layanan di Makkah dan Madinah sudah hampir final, baik akomodasi, katering, maupun transportasi.
"Total layanan di Makkah sudah 95% siap, termasuk dengan kuota tambahan. Untuk layanan di Madinah, masih proses akhir untuk yang penambahan kuota," tandasnya.