Jakarta, Gatra.com - Peran Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sangat dibutuhkan oleh masyarakat kelas bawah. Hal ini dikarenakan masih banyaknya masyarakat daerah yang menggerakkan roda usahanya menggunakan dana dari tengkulak alias rentenir. Ini merupakan momok untuk pemerintah daerah, terlebih untuk warganya.
Karena hal tersebut, BPR ditiap daerah sudah mulai mengambil inisiatif untuk mulai mendorong agar para pedagang serta pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang selama ini masih terjerat dalam lingkaran utang yang diperoleh dari rentenir, beralih meminjam dana untuk modal usaha melalui BPR.
Hal ini berdampak positif bagi warga dengan hadirnya BPR. Dengan sistem pinjaman yang mudah tanpa menjerat layaknya rentenir. Ditambah lagi di tahun ini terdapat beberapa BPR yang sudah menerapkan sistem ekonomi syariah.
“Kita tahu bahwa pemerintah memberi perhatian besar pada pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia,” ujar ekonom, Laode M Kamaluddin, (29/04).
Menurut Laode, BPR adalah salah satu pilar ekonomi syariah. Banyak usaha-usaha yang sudah dikembangkan oleh masyarakat daerah dengan sistem ekonomi syariah.
“BPR saat ini yang menjadi ujung tombak dari penerapan ekonomi syariah, terutama di daerah,” imbuhnya.
Selain itu, Bank Perkreditan Rakyat juga sudah merealisasikan layanan berbasis digitalisasi. Hal ini sejalan dengan perkembangan industri 4.0 yang sudah sering digadang-gadang oleh pemerintah pusat.