Jakarta, Gatra.com - Menjelang Ramadan, pasokan bawang putih masih sulit didapatkan di pasar berbagai daerah. Padahal, bahan logistik lainnya seperti beras, ayam, sudah stabil bahkan melimpah.
Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah membenarkan hanya bawang putih yang belum stabil di pasar Jakarta. "Ayam banyak, stok daging cukup, bawang putih nanti masih tunggu kebijakan nasional, pemerintah pusat," jelas Saefullah selepas rapat koordinasi persiapan Ramadan dengan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Jakarta di Balai Kota, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (29/4).
Sementara itu, Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, Arief Prasetyo Adi yang turut hadir di lokasi, menjelaskan skema impor bawang putih di Jakarta.
Ia menyebut tahun lalu, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jakarta mendapat persetujuan untuk impor bawang putih hingga 10 ribu ton. Namun tahun ini, pihaknya mengajukan rekomendasi impor produk hortikultura (RIPH) hingga 20 ribu ton.
Angka itu, lanjutnya, sudah disesuaikan dengan kewajiban tanam 5 persen dari RIPH tahun lalu atau 20 ribu ton. "Kurang lebih [lahannya] 170 hektar, sudah mulai panen di beberapa tempat seperti Temanggung, Wonosobo dan lainnya," ujar Arief.
Arief melanjutkan, kini pihaknya menunggu RIPH dari Dirjen Holtikultura. Jika sudah, proses selanjutnya meminta persetujuan impor ke Kementerian Perdagangan.
Sambil menunggu itu semua, pihaknya akan meminta persetujuan Dirjen Perdagangan Dalam Negeri terkait importir yang sudah mengantongi persetujuan impor di akhir bulan ini atau awal Mei. "Kita akan segera koordinasikan untuk mengisi pasar yang kosong di Jakarta," jelasnya.
"Kebijakan impor ini RIPH di Kementan dan persetujuan impor di Kementerian Dalam Negeri," imbuhnya.
Saat ditanya adakah kemungkinan tak mendapat persetujuan impor, Arief menegaskan pasti dapat persetujuan. "Kalau tidak boleh impor, kita akan bekerja sama dengan importir yang ada di Jakarta. Sesederhana itu," tukasnya.