Bandung, Gatra.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan membimbing Provinsi Jawa Barat membangun sistem terpadu guna mengoptimalkan pendapatan daerah, sehingga pengawasan pajak pun bisa lebih dimaksimalkan oleh pemerintah daerah (pemda).
Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan mengatakan, ada sejumlah daerah yang bisa mengoptimalkan pendapatan daerahnya. Misalnya saja, wilayah pantai atau gedung yang dapat dimanfaatkan untuk menjadi sumber kas daerah.
"Untuk tingkat Jabar sebenarnya sudah cukup baik, tapi sudah tentu hal ini khusus untuk mengoptimalkan pendapatan ini supaya dia akan lebih baik," ujar Basaria usai Penandatanganan Dokumen Kerjasama Optimalisasi Pendapatan Daerah dan Penertiban Barang Milik Daerah se-Jawa Barat, di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (29/4).
Pada kesempatan tersebut, KPK mengumpulkan semua kepala daerah, baik itu provinsi maupun kabupaten dan kota di Jabar. Hadir pula dari Badan Pertanahan Nasional (BPN). "Ini tujuannya adalah mengoptimalkan bagaimana supaya pendapatan daerah itu bisa ditingkatkan dan semua pajak-pajak ini bisa diawasi semua direkap langsung masuk ke bank daerah (Bank Jabar Banten) yang ada," katanya.
Basaria mencontohkan sistem terpadu tersebut diterapkan pada Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI). Dengan menyetorkan keuntungannya pada Bank Jabar Banten (BJB), maka pemda bahkan masyarakar bisa mengawasinya.
"Bahkan di dalam handphone-nya bisa diawasi langsung. Setiap saat, berapa real time yang pertumbuhan pertumbuhan yang ada. Itu yang kita coba untuk hari ini," imbuhnya.
Kata Basaria, upaya mendorong Jabar mengoptimalkan pendapatan daerah ini dilakukan bukan karena rawan kebocoran pajak. Ini dilakukan agar setiap kepala daerah dapat mengoptimalkan pendapatan di wilayahnya masing-masing. Sebab, sejauh ini penghitungannya cenderung dilakukan secara manual sehingga memungkinan adanya perhitungan yang kurang tepat dan pengawasannya juga kurang baik.
"Ini yang kita coba tingkatkan sehingga dia makin optimal. Jadi ini bukan masalah bocor atau tidak. Mengoptimalkan, itu konsepnya," katanya.
Reporter: Risyad Nuradi
Editor: Putri Kartika Utami