Jakarta, Gatra.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut banjir yang merendam sejumlah wilayah di Jakarta beberapa hari lalu disebabkan oleh kiriman dari hulu sungai Ciliwung yang sudah meluap.
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut banjir yang menggenangi lebih dari 30 titik itu menelan korban sebanyak dua orang akibat terseret arus dan terkena serangan jantung. BNPB juga mencatat total pengungsi mencapai 2.258 orang.
Awalnya Anies menjelaskan, kawasan yang terkena banjir itu berada di bantaran sungai. "Kemarin kami menerima kiriman air hujan dari daerah pegunungan kawasan bantaran sungai mengalami banjir. Tetapi Jakarta dan lainnya yang di luar pesisir atau bantaran sungai alhamdulillah terlindungi dari banjir," jelas Anies di Balai Kota, Gambir, Jakarta Pusat (29/4).
Atas penggambaran daerah banjir itu, Anies menyebut banjir itu dikarenakan wilayah pesisir yang terkena limpahan dari hulu. Yang menjadi catatan Anies, pesisir tak hanya dilihat berdasarkan administrasi, bisa saja wilayahnya lebih banyak Jakarta.
"Tapi kenyataannya Bekasi, Tangerang, Tangerang Selatan mengalami, karena kita semua berada di pesisir," kata Anies.
Karena itu, lanjutnya, pengendaliannya ada pada wilayah hulu. Anies menjelaskan sedikitnya dua cara untuk menahan debit air di hulu.
Langkah pertama, pihaknya bakal menuntaskan proyek pembangunan waduk di Ciawi dan Sukamahi. Kedua, ia menyebut Dinas Sumber Daya Air (SDA) sedang dalam proses pencarian tempat baru untuk pembangunan waduk dan kolam dengan kerja sama Pemkot dan Pemkab Bogor.
Anies meyakini, dua cara itu mampu menahan debit air sehingga saat turun ke daerah pesisir, banjir bisa diantisipasi.
Lebih lanjut, Anies menjelaskan soal perkembangan pengungsi. Ia menjelaskan jumlah lokasi pengungsian tinggal empat lokasi.
"Artinya, air surutnya sudah cepat, masyarakat bisa kembali beraktivitas. Kita juga bersyukur pada saat air datang dari hulu di Jumat pagi permukaan air itu laut surut, sehingga kita bisa mengelola air di jakarta lebih baik," paparnya.
"Bila air dari hulu jumlahnya banyak, lalu air di laut pasang, maka Jakarta bisa terendam. Alhamdulillah kita kemarin terhindar dari itu," imbuhnya.