Home Gaya Hidup Golden Triangle, Suplayer Sabu Terbesar ke Indonesia

Golden Triangle, Suplayer Sabu Terbesar ke Indonesia

Pekanbaru, Gatra.com - Kalau lah Polisi Diraja Malaysia tidak berhaisl mengamankan 1 ton dan 500 kilogram sabu pada 2018 lalu, maka di tahun itu akan tercatatlah sabu yang masuk ke Indonesia mencapai hampir 10 ton. Sebab sabu yang ditangkap tadi rencananya akan dikirim ke Indonesia.

Begitu besarnya permintaan sabu dari Indonesia. Makanya ragam cara dipakai orang untuk bisa memasukkan barang haram itu ke Nusantara.

Mulai dari memanfaatkan nelayan sebagai mata-mata bahkan kurir, kapal nelayan sebagai pengangkut sabu itu hingga menyewa rumah nelayan untuk dijadikan tempat transit sabu.

Nelayan jadi sasaran lantaran para pemain sabu ini telah menjadikan jalur laut yang minim penjagaan menjadi jalur favorit.

Baca juga: 52 Kilogram Sabu Asal Malaysia Diamankan BNN di Riau

"Soalnya sepanjang garis pantai mulai dari Aceh hingga Lampung masih minim penjagaan. Hanya ada beberapa pos penjagaan dan beberapa kapal patroli. Keadaan inilah yang dimanfaatkan oleh para pelaku untuk memasukkan narkoba melalui pelabuhan tikus yang ada di sepanjang garis pantai itu," cerita Deputi Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN), Irjen Pol Arman Depari saat menggelar konfrensi pers penangkapan 52 kilogram sabu di Indragiri Hilir (Inhil), Senin (29/4). Konfrensi Pers itu sendiri digelar di kantor BNNP Riau di kawasan jalan Pepaya Pekanbaru.

Arman menyebut, sabu yang masuk ke Indonesia disinyalir berasal dari kawasan segitiga emas (Golden Triangle); Thailand-Laos-Myanmar.

Lintasan peredaran narkoba ini kata Arman melewati Selat Malaka yang merupakan perbatasan antara Riau dan Malaysia.

"Kita belum mendapatkan informasi bahwa ada pabrik narkoba di Malaysia. Kerjasama kita bersama Polisi Diraja Malaysia masih berjalan sangat baik," katanya.

Selain pengamanan 8 ton sabu di seluruh Indonesia, sepanjang 2018 BNN juga mengamankan 52 ton ganja.


Reporter: Syahrul

2984