Batam, Gatra.com - Petaka nyaris terjadi saat Kapal Patroli TNI Angkatan Laut Armada I, KRI Tjiptadi-381 menangkap kapal berbendera Vietnam KIAV BD 979 yang sedang melakukan illegal fishing di perairan Natuna Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Saat KIAV akan diseret pada Sabtu (27/4) itu, tiba-tiba nongol dua unit kapal Dinas Perikanan Vietnam menghalangi penyeretan itu.
Tak hanya sekadar menghalangi, dua kapal bernomor lambung KN 264 dan KN 213 malah sengaja menabrak KRI Tjiptadi.
Panglima Koarmada I Laksamana Muda TNI Yudo Margono dalam rilis yang diterima Gatra.com mengatakan, kedua kapal itu bermanuver mendekati KIAV BD 979 dan beberapa kali menabrak Kapal TNI AL hingga mengalami kerusakan pada bagian kiri depan (bakat).
"Walau dua kapal dinas perikanan Vietnam itu terus melakukan provokasi dan manuver berbahaya, KRI tetap menyeret KIAV ke Lanal Ranai," katanya, Senin (29/4) di Batam.
Diluar dugaan, kata Margono KN 264 kembali melakukan aksi nekat dengan menabrak KRI dari sisi lambung kiri. Sedangkan KN 213 menabrak KIAV BD 979 hingga bocor dan kemudian tenggelam.
Beruntung 15 orang crew KIAV sudah lebih dulu dievakuasi ke KRI untuk di bawa ke pangkalan TNI AL Ranai Natuna.
Menengok situasi yang sudah semakin tak baik, Komandan kapal KRI Tjiptadi meminta anak buahnya memutus semua tali yang terhubung ke KIAV yang perlahan tenggalam itu.
KIAV tenggelam, kedua kapal dinas perikanan Vietnam tadi akhirnya menjauh.
Apa yang dilakukan oleh KRI Tjiptadi-381 tadi kata Margono sudah benar. "Mereka menahan diri. Ini untuk meminimalisir munculnya ketegangan atau insiden yang lebih buruk di antara kedua negara. Biarlah insiden ini diselesaikan melalui Goverment to Goverment (G to G)," ujarnya.
Margono mengatakan, pihak Vietnam mengklaim bahwa mereka berada di wilayah perairannya. Makanya ketegangan tidak bisa dihindari. "Karena kedua bela pihak mempertahankan kedaulatan Negara,” tuturnya.
Reporter: Romus Panca