Kolombo, Gatra.com - Kepolisian Sri Lanka menggerebek markas besar kelompok yang diduga Islam garis keras yang didirikan oleh orang yang mengklaim sebagai pemimpin di balik bom bunuh diri di sejumlah hotel serta gereja pada hari Paskah lalu.
Dilansir Reuters, kepolisian bersenjata lengkap menggeledah markas besar National Thawheedh Jamaath (NTJ) yang dianggap terlibat dalam serangan bom bunuh diri itu.
Menurut kesaksian wartawan Reuters, polisi telah menangkap satu orang di tempat kejadian.
Pada Sabtu kemarin, pemerintah Sri Lanka resmi melarang beroperasinya NTJ sebagai organisasi melalui Undang-Undang Darurat. Otoritas pemerintah yakin bahwa pendiri NTJ, Zahran Hashim merupakan dalang serta salah satu dari sembilan pembom bunuh diri dalam serangan pada hari Minggu Paskah yang menewaskan dari 200 orang itu.
Pelarangan itu menyusul ISIS mengklaim bertanggung jawab atas penyerangan tersebut.
Polisi menduga pemboman itu dilakukan oleh dua kelompok teroris, termasuk yang didirikan oleh Zahran. Sekitar 10.000 tentara telah dikerahkan di sekitar pulau itu untuk menangkap tersangka lainnya.
Sumber dari kepolisian mengatakan bahwa ayah dan dua saudara laki-laki Zahran telah terbunuh dua hari sebelumnya dalam pertempuran senjata dengan pasukan keamanan Sri Lanka.
Kepolisian mengidentifikasi ketiga pria itu ada dalam sebuah video yang beredar di media sosial yang menyerukan ujaran kebencian kepada umat tertentu.
Uskup Agung Kolombo Malcolm Ranjith, telah meminta gereja-gereja untuk menunda misa pada hari Minggu kemarin karena khawatir akan keamanan umat.
Dia menyampaikan khotbah khusus yang disiarkan televisi dari sebuah kapel di rumahnya. Acara ini dihadiri oleh Presiden Maithripala Sirisena, Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe dan mantan presiden Mahinda Rajapaksa.