Beijing, Gatra.com - Pertimbangan Ekonomi, Sosial dan Lingkungan harus menjadi dasar dalam meraih target dalam pembangunan yang berkelanjutan. Indonesia mendorong agar tercermin dalam komitmen kerjasama Belt and Road Initiative. Untuk itu di butuhkan sinergi dan kerjasama antar negara untuk kemakmuran bersama.
"Tidak boleh semua yang dikerjakan itu kan inisiatif dari Belt dan Road Initiative (BRI) tetapi juga inisiatif kita yang juga secara bersama-sama, bekerja bersama sistem itu, tetapi tidak total sistem itu yang kita pakai," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla di dampingi Menteri Luar Negeri, Retno LP Marsudi sebelum menuju rangkaian kegiatan BRF II di Hotel Kepinski, Beijing, Sabtu (27/4).
Karena itu lanjut Wapres masalah kepemilikan (ownership), inklusivitas menjadi penting untuk di kerjasamakan agar kerja sama Belt dan Road dapat dinikmati oleh semua negara kemanfaatannya.
"Jadi salah satu concernnya itu adalah pemerataan, inilah yang memang harus sama-sama kita perbaiki, jadi kita memiliki program yang sama juga, karena awalnya itu kan jalan sutera kemudian diperluas mazhabnya masuk ke maritim," katanya.
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengungkapkan bahwa apa yang kemarin disampaikan oleh Presiden Xi Jinping adalah masalah konektivity dan pembangunan infrastruktur. Dalam pertemuan dengan Wapres, Presiden Xi Jinping sendiri memang ditekankan bahwa negara itu kalau ingin maju ekonominya maka harus fokus kepada infrastruktur dan konektivity.
"Itu merupakan suatu keharusan," tegasnya.
Konektivity dalam konteks belt and road initiative, menurutnya, itu juga antar negara.
"Jadi bagaimana kita bisa memperdekat jarak antara negara-negara itu demi kemakmuran," terangnya.
Tetapi, kata Menlu Retno, sekali lagi, dalam pembicaraan dengan Pak Wapres tentunya juga kemakmuran untuk semua. “Sehingga kita juga masuk kepada bagaimana mempersempit gap pembangunan atau gap masyarakat yang merasakan pembangunan. Yang pak JK sudah menyampaikan yang bahkan di Tiongkok yang mengalami kemajuan ekonomi double digit sejak 20 tahun juga mengalami," katanya.
Sedangkan agenda hari keempat lawatannya ke negeri Tirai Bambu dari pagi hingga sore ini di awali dengan Penyambutan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kedua Belt and Road Forum (BRF II) di International Convention Center (ICC), Yonqi Lake. Beijing.
Acara Penyambutan ini dimulai pada pukul.10.00 WS di Han Qua Square ICC sementara Wapres tiba di ICC, Yonqi Lake pukul 09.10 setelah menempuh perjalanan darat sejauh 62 KM.
Setelah itu, Wapres mengikuti Leaders Round Table yang terbagi dalam 3 sesi di Ji Xian Hall, ICC, kecuali sesi 2 yang pelaksanaannya disatukan dengan santap siang bersama di Hai Yan Hall, Yonqi Hotel.
Sebelum masuk pada sesi 2, Wapres juga mengikuti foto sesi di tempat acara penyambutan.
Menutup rangkaian kegiatan lawatannya, Wapres menyampaikan pandangan dan masukan Indonesia pada BRF II Leaders Round Table di sesi 3.
Usai memberikan intervensi pada sesi 3, Wapres beranjak ke Bandar Udara Internasional Ibu Kota Bejing untuk kembali ke Tanah Air yang di perkirakan tiba di Halim Perdanakusuma Minggu, pukul 00.00 WIB.