Surabaya, Gatra.com - Sempat viral video seorang siswa SD menendang gurunya hingga tangannya patah. Setelah ditelusuri, siswa tersebut berasal dari SDN Balongsari I, Kecamatan Tandes, Surabaya.
Dalam video yang berdurasi 2 menit 54 detik itu, diketahui siswa kelas VI itu berinisial R. R terlihat dalam video itu kesal karena pihak sekolah akan memanggil orang tuanya.
Menurut Munari, guru kelas VI SDN Balongsari I, video yang viral di media sosial itu tidak berkaitan sama sekali dengan penendangan kepala sekolah SDN Balongsari I, Gunawati Suwito.
Diakuinya memang pernah terjadi penendangan murid kepada kepala sekolah. "Tapi kasusnya berbeda, masalahnya berbeda, tempatnya berbeda, dan waktunya berbeda," kata Munari, Kamis.
Namun, setelah video itu tersebar di media sosial, lanjut Munari, dibesar-besarkan bahwa tangan kepala sekolah yang ditendang hingga patah itu berhubungan dengan video itu. Padahal, kenyataannya tidak demikian. Pihak sekolah, saat ini sedang melakukan penyelidikan siapa dalang dalam menyebarkan video itu.
Munari mengaku, Dinas Pendidikan Kota Surabaya bakal turut mengambil peran untuk meluruskan dan menyelesaikan masalah video siswa yang viral tersebut.
Munari memaparkan bahwa video yang viral tersebut dibuat pada tanggal 29 Maret 2019 dengan tujuan untuk pendampingan siswa yang melanggar aturan-aturan sekolah.
"Alasan siswa dalam video yang menolak dipanggil orang tuanya karena melakukan pelanggaran. Siswa R dalam video itu takut dengan orang tuanya. Karena di rumah dipukuli," jelasnya.
Sementara itu, tangan kepala sekolah yang ditendang itu, dilakukan siswa lain, yakni P. Kejadian itu terjadi pada Kamis (18/4) lalu saat melaksanakan peringatan Hari Kartini di sekolah.
Namun, saat itu Munari diberi amanah untuk menjadi host Hari Kartini, sehingga detail kejadiannya tidak diketahui persis.
Saat ini, kondisi Kepala Sekolah SDN Balongsari I, Kecamatan Tandes, Surabaya, Gunawati Suwito, yang sempat viral videonya itu, perlahan membaik. "Semoga Pak Kepala Sekolah lekas sembuh dari cedera patah tangan yang dialami," harap Munari.
Dia sendiri mangaku kesulitan tanpa kepala sekolah. "Repot minta tanda tangan ini itu tanpa kepala sekolah," ucapnya.
Oleh karena itu, Gunawati Suwito fokus untuk menyembuhkan tangannya agar bisa cepat kembali beraktifitas dengan normal ke sekolah."Sementara siswa berinisial P itu sudah diberi pembinaan. Orang tua P, kata Munari, juga dihadirkan di sekolah hari ini atau Kamis (25/4).
"Kita bina, kita berikan motivasi, jangan sampai anak itu minder. Namanya masih anak-anak, dia belum dewasa," ujarnya. Meski P sudah melakukan kesalahan, guru dan orang tua tetap memiliki kewajiban untuk mendidik anak menjadi baik.
Karena itu, ia menilai anak-anak yang membuat kesalahan itu masih dalam taraf yang wajar. "Kalau orang dewasa yang berbuat salah, itu yang tidak boleh. Sisi positif siswa akan kami support dan yang negatif kita luruskan," kata dia.
Reporter: Muhammad Rizky
Editor: Bernadetta Febriana