Home Politik Produksi Sampah di NTB Capai 3.388 Ton Setiap Hari

Produksi Sampah di NTB Capai 3.388 Ton Setiap Hari

Mataram, Gatra.com - Pemprov NTB akan mempelajari penerapan program penanganan sampah yang telah dilakukan oleh pemprov Jawa Barat, sebagai model pengelolaan sampah di Kota Bandung.

Kepala Biro Humas dan Protokol Setdaprov NTB Najamuddin Amy menyatakan, jika sampah dikelola dengan baik, akan menjadi berkah. Sebaliknya, jika tak sanggup dikelola dengan baik akan menjadi bencana dan sumber penyakit.

“Di NTB total sampah yang dihasilkan dari 10 kabupaten/kota yang ada di NTB mencapai 3.388 ton per hari. Dari jumlah itu sebanyak 631 ton yang sampai ke 10 Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan baru 51 ton yang didaur ulang. Sekitar 80 persen atau 2.695 ton sampah belum terkelola dengan baik,” kata Najamudin Amy di Mataram, Jumat (26/4).

Dikatakan, saat studi banding ke Kantor Pemkot Bandung, Jawa Barat (Jabar), Kabupaten Lombok Timur (Lotim) tercatat sebagai penghasil sampah terbesar dengan produksi 801 ton sampah per hari. Dari keseluruhan sampah itu, baru 15 ton saja yang masuk TPA, sementara 78 ton atau 98 persen lainnya tidak terkelola.

Lombok Tengah berada di urutan kedua dengan produksi sampah 645 ton per hari dengan rincian sekitar 12 persen sampah masuk TPA dan 97 persen tidak terkelola.

Sementara diu Kota Mataram, menghasilkan 314 ton sampah per hari, 273 ton di antaranya masuk ke TPA dan 15 ton didaur ulang. Hanya 15 ton sampah atau lima persen yang belum dikelola dengan baik.

Najamuddin mengatakan, pengelolaan sampah NTB belum optimal karena sumber daya dan sarana pendukung, termasuk pengangkut sampah dari TPS menuju TPA, belum memadai.

"Mengenai jumlah TPA, sejatinya masih cukup. Data pemerintah, 10 kabupaten dan kota di NTB semuanya sudah memiliki TPA,” terang dia.

Dikatakan, di NTB ada TPA Kebon Kongok seluas 8,41 hektare untuk Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat, TPA Pengengat seluas 10 hektare di Lombok Tengah, TPA Ijo Balit dengan luas delapan hektare di Lombok Timur, TPA Jugil seluas 8 hektare di Lombok Utara dan TPA Oi Mbo seluas tujuh hektare di Kota Bima.

Selain itu ada TPA Waduwani di Kabupaten Bima dengan luas tujuh hektare, TPA Lune di Dompu seluas sembilan hektare, dan TPA Batu Putih di Sumbawa Barat seluas lima hektare. Sementara Kabupaten Sumbawa memiliki dua TPA, yakni TPA Raberas seluas enam hektare dan TPA Lekong seluas sembilan hektare.

Najamuddin mengatakan, sekalipun produksi sampah di NTB belum sebanyak di Bandung, NTB bisa mengambil pelajaran dari Bandung dalam mengelola sampah dalam jumlah besar dengan memanfaatkan teknologi.

Baca Juga: Produksi Sampah di Mataram Capai 400 Ton Sehari

Staf Ahli Walikota Bandung Bidang Pembangunan Dody Ridwansyah menjelaskan, pada dasarnya Pemkot Bandung juga sedang mencari formula dalam menangani persoalan sampah.

Dikatakan, Jabar masih memiliki ingatan kelam akibat tragedi longsoran di TPA Leuwigajah yang mengakibatkan 157 jiwa meninggal dunia pada 2005. Pun dengan sungai Citarum yang kerap dipandang sebagai tong sampah terbesar di dunia.

Dody melanjutkan, produksi sampah warga Kota Bandung berkisar 1.500 ton hingga 1.600 ton per hari dan 1.200 ton hingga 1.300 ton diangkut ke TPA Sarimukti.

“TPA Sarimukti yang merupakan milik Pemprov Jawa Barat diperkirakan akan mencapai daya tampung maksimal pada 2020. Kita harus benar-benar mengurangi sampah yang dikirim (ke TPA) berkurang,” kata Dody.

Dody menjelaskan, Pemkot Bandung, telah memiliki peraturan daerah (perda) nomor 9 tahun 2018 tentang pengelolan sampah. Wali Kota Bandung sendiri ingin penanganan sampah dilakukan lebih maksimal.

“Salah satunya dengan program Kang Pisman yang merupakan akronim dari Kang (kurangi sampah makanan), Pis (pilah sampah) dan Man (manfaatkan sampah menjadi nilai jual) sejak Oktober 2018,” katanya.

3358

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR