Jakarta, Gatra.com - Pemilu Serentak 2019 memang telah diselenggarakan pada 17 April 2019 lalu, tetapi pemilu yang pertama kali dilakukan serentak mengalami berbagai masalah teknis yang mengakibatkan banyak nyawa yang melayang karena Pemilu ini.
Ketua KoDe Inisiatif Very Junaidi menjelaskan Pemilu Serentak ini berjalan cukup baik dilihat dengan partisipasi dari pemilih yang sangat antusias untuk datang ke TPS. Namun keserentakan ini menimbulkan banyak permasalahan terutama rekapitulasi yang masih membingungkan masyarakat.
"Catatan kami sebenarnya ada soal sistem teknis yang memang tidak mendapat sentuhan serius dari pembuat undang undang. Model verifikasinya harusnya dilakukan secara ketat misal jumlah calon anggota DPR perdaerah pemilihan diperkecil saja," kata Ketua Very saat ditemui Gatra.com usai diskusi pemantauan rekapitulasi suara di Kebon Sirih, Jakarta, Kamis (24/4).
Selain itu Very juga menambahkan agar kedepan aspek teknis penyelenggaraan jadi evaluasi. Tetap diadakan Pemilu Serentak tetapi perlu dipisahkan dalam dua jenis dan periode waktu pemilihan.
"Modelnya diubah, nasional dan daerah. Presiden, DPR RI, DPD RI dalam satu waktu. DPRD Kota atau Kabupaten dan Provinsi di waktu yang lain," ujar Very.
Meski begitu, Ketua KoDe Inisiatif ini memaklumi munculnya berbagai masalah tersebut. Jadi tidak mengherankan banyak catatan yang muncul dan harus menjadi bahan evaluasi dan diperbaiki penyelenggara pemilu nantinya.
"Ini kan awal, baru pertama kali. Pasti catatannya akan banyak muncul. Tinggal perbaikan pasca pemilu serentak. Kalau menurut saya sebaiknya Pemilu Serentak itu berkelanjutan," ucap Very.