Bekasi, Gatra.com - Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto meresmikan pengoperasian mesin AK 2000 (Top Line Production) milik perusahaan kemasan farmasi PT Schott Igar Glass di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (24/04).
Airlangga mengatakan bahwa pertumbuhan industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional sebesar 4,46% pada 2018 menandakan bahwa peluang pengembangan di sektor tersebut masih sangat terbuka.
"Berdasarkan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035, industri ini menjadi sektor prioritas untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, mengganti importasi, dan meningkatkan daya saing," kata Airlangga.
Konsumsi produk ampul di dalam negeri mencapai 700 juta buah per tahun. Sedangkan produk vial dikonsumsi sebesar 500 juta buah per tahun dengan kebutuhan meningkat per tahunnya sebesar tiga persen.
Mesin AK 2000 yang diresmikan tersebut ditargetkan untuk mendukung peningkatan kapasitas terpasang produk vial dari 540 juta buah per tahun menjadi 576 juta buah per tahun. Sedangkan, kapasitas produksi terpasang untuk ampul ditargetkan meningkat sebesar 775 juta buah per tahun.
"Kita mengapresiasi PT Schott Igar Glass yang selama lebih dari 15 tahun berkontribusi dalam membangun industri kaca nasional. Ini juga membuktikan kepercayaan mereka terhadap iklim investasi di Indonesia yang kondusif," tambahnya.
Dengan peresmian tersebut, Schott berkontribusi menjadikan Cikarang sebagai pabrik terbesar ketiga di dunia untuk produk vial dan ampul.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Schott Igar Glass, Abelardo Riveron menyatakan antusiasmenya karena ikut mendorong peningkatan produksi vial dan ampul di Indonesia.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada pemerintah atas dukungan ini. Kami berharap agar Standar Nasional Indonesia (SNI) diwajibkan bagi produk ampul dan vial agar konsumen terlindungi dan kemanan pengguna terjamin," harap Abelardo.