Home Ekonomi Tiket Pesawat Mahal, Okupansi Hotel Anjlok hingga 40%

Tiket Pesawat Mahal, Okupansi Hotel Anjlok hingga 40%

Jakarta, Gatra.com - Tingginya kenaikan harga tiket pesawat pada penerbangan domestik memiliki dampak di berbagai sektor. Khususnya di sektor perhotelan yang mengalami penurunan okupansi.

Hal ini diungkapkan Wakil Ketua Umum Bidang Organisasi Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran, di Jakarta pada Rabu (24/4).

"Penurunan okupansi rata-rata 20 hingga 40 persen sejak Januari hingga April 2019. Kalau di Jakarta mungkin masih 20 persen, tapi kalau di luar Pulau Jawa sudah sampai 40 persen," jelasnya.

Menurutnya, penurunan okupansi hotel pada Januari tidak sebanyak itu. Biasanya pada low season, penurunan okupansi hanya sekitar 10 persen.

"Penerbangan menjadi hal penting bagi para pemain industri wisata di luar Pulau Jawa. Karena okupansi hotel itu mayoritas 40-50% adalah kegiatan dari goverment atau business trip," ujar Yusran.

Untuk mengatasi hal ini, lanjut Yusran, sebaiknya pemerintah membuka kesempatan kepada maskapai penerbangan lain agar tidak terjadinya duopoli industri penerbangan yang menyebabkan tingginya harga tiket.

"Jadi pilihlah beberapa maskapai untuk bisa berkompetisi dalam bisnis penerbangan di Indonesia. Hal ini dimaksudkan bisnis penerbangan saat ini tidak dikuasai oleh dua grup maskapai yang sudah eksis saja. Kalau bisa ada satu atau dua grup maskapai lagi yang bisa bermain, sehingga biar pasarlah nanti yang menentukan," paparnya.


Reporter: RPB

Editor: Hendry Roris Sianturi