New York, Gatra.com – Layanan musik streaming dan podcast asal Swedia, Spotify memang sedang menjadi pembicaraan yang hangat. Produk layanan ini pun menjadi salah satu yang paling terkuat di pasar untuk saat ini.
Spotify memberikan model “freemium” di dunia yang rentan terhadap pembajakan tanpa membayar. Dalam hal ini, Spotify tidak hanya dapat diakses secara gratis dengan iklan, tetapi juga menarik konsumen ke tingkat Premium Spotify berbayar sebesar US$ 9,99 per bulannya.
Dilansir dari Rolling Stone, terdapat laporan statistik yang menunjukkan beberapa perusahaan rekaman besar terus melisensikan tingkat iklan yang didukung oleh Spotify. Apalagi, 60% pelanggan Premium Spotify berawal sebagai pengguna gratis.
Kepala R&D (Research and Development) Spotify, Gustav Söderström mengatakan, bahwa layanan musik streaming gratis ini merupakan cara untuk mendapatkan miliaran pengunjung. Industri musik juga semakin berkembang dari segi finansialnya, setelah maraknya pembajakan.
Bagaimanapun juga, Spotify gratis ini tetap mendapat cukup banyak pertentangan. Melihat, platform lain yang rupanya masih berbayar seperti iTunes di Apple. Sementara itu, ada beberapa musisi yang mendukung langkah Spotify. Meski gratis, pendapatan Spotify sepersepuluhnya berasal dari iklan dan sisanya dari pengguna premium.
Pihak Spotify menganggap, layanan streaming gratis ini adalah strategi pemasaran di tengah pertempuran di dunia streaming musik. Ketika setiap platform layanan musik menawarkan puluhan juta trek atau musik yang sama, konsep “gratis” ini dapat menjadi nilai tambah di antara pesaing lainnya. “Model freemium ini adalah factor pembeda. Tidak ada pesaing yang memiliki produk gratis seperti ini,” kata kepala Premium Business, Spotify.
Sayangnya, Spotify harus segera kembali memutar otak karena Amazon baru saja merilis layanan musik streaming gratisnya, begitu juga dengan Google. Untungnya, layanan musik gratis baik dari Amazon dan Google hanya bisa diakses menggunakan perangkat speaker serta daftar lagu yang disediakan juga terbatas.
Berdasarkan kelompok riset konsumen CIRP, ada sekitar 66 juta speaker pintar yang dipasang di rumah orang-orang Amerika pada bulan Februari tahun ini. Sehingga, dapat diperkirakan, layanan musik streaming Amazon akan memiliki pengguna sebanyak 70%.
Layanan streaming musik membantu Amazon dan Google membujuk pembeli speaker pintar untuk tidak mengunduh Spotify, namun juga menjadi tantangan yang berat. Mungkin yang meresahkan Spotify adalah cara kedua perusahaan raksasa tersebut menghasilkan pendapatan iklan yang lebih luas.
Faktanya, Google menghasilkan lebih dari US$ 32,6 miliar dari iklan tahun lalu. Sedangkan Amazon, menghasilkan sekitar US$ 10 miliar dari iklan. Kedua angka tersebut mengerdilkan pendapatan Spotify dalam setahun yang bernilai € 542 juta (US$ 640 juta), 16 kali lebih kecil dari Amazon dan 50 kali lebih kecil dari Google. Kesulitan Spotify saat ini adalah bertahan di tengah-tengah pesaing besar yang mulai menarik banyak iklan miliaran dolar.