Jakarta, Gatra.com - Harga tiket pesawat untuk penerbangan domestik yang belakangan ini dinilai masyarakat cukup mahal menimbulkan dampak yang cukup signifikan terhadap industri wisata dan perjalanan. Paket-paket wisata yang semula dirasa sudah cukup bagus, mendadak tidak laku karena kenaikan harga tiket pesawat.
Hal itu diungkapkan Sekjen DPP Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Titus Indrajaya dalam acara talkshow Kongkow Bisnis di Hotel Millenium Sirih, Jakarta.
"Masyarakat menahan keinginannya untuk berwisata disebabkan tingginya kenaikan harga tiket, lebih murah tiket ke luar negeri seperti Singapura, Malaysia, dan lainnya dibanding perjalanan domestik. Jadi akhirnya konsumen berpikir ulang, lebih baik jalan-jalan ke luar negeri sekalian," jelasnya, Rabu (24/4).
Selain itu, hal yang diharapkan seperti wisatawan dari dalam dan luar negeri berwisata ke Indonesia, justru terjadi sebaliknya. Dampak dari hal ini bukan hanya dirasakan oleh para pemain tours and travel saja, tetapi berdampak lebih luas kepada pemain hotel, restoran, hingga transportasi.
"Kalau bisa dari pihak kementerian dan kami sebagai pemain tours and travel duduk bareng, kita selesaikan dampaknya setelah lebaran itu harus ada perubahan," harapnya.
Apabila tidak ada perubahan, lanjut Titus, entah apa yang akan terjadi pada 7000 anggota ASITA dengan karyawan yang berjumlah 1,3 juta orang. "Kemarin sempat harga tiket diturunkan, tapi hanya dua hari kemudian kembali ke harga sebelumnya," ujarnya.