Home Politik Agar tidak Dicurangi, Aktivis Kawal Perolehan Suara Caleg Perempuan

Agar tidak Dicurangi, Aktivis Kawal Perolehan Suara Caleg Perempuan

Jakarta, Gatra.com - Keterlibatan Caleg perempuan yang tinggi pada Pemilu 2019 yakni 40,08% mendorong gabungan aktvis perempuan dari berbagai lembaga untuk mengawal perolehan Caleg perempuan.

Agar tidak dicurangi, Wahidah Suaib salah satu aktivis dari lembaga Partnership for Governance Reform menyebutkan, akan mengawal proses Pemilu 2019 sampai akhir. Wahidah juga akan menjamin para Caleg perempuan mendapat informasi atas perolehan suaranya

"Memastikan Caleg perempuan memiliki informasi perolehan suaranya di daerah pemilih masing-masing, yang bisa diperoleh antara lain dari saksi partai politik atau tim kampanye tim sukses," katanya dalam Diskusi di Media Center Bawaslu RI (24/04).

Tingkat keterpilihan perempuan sebagai anggota legislatif baik DPR, DPD, DPRD cukup menjadi isu strategis yang diperbincangkan dalam Pemilu 2019. Alasannya, representasi politik perempuan di lembaga legislatif sejak diberlakukannya kebijakan afirmatif pada Pemilu 2004 hingga kini masih rendah.

Padahal jika melihat presentasenya pencalonan perempuan sudah melebihi 30% sebagaimana UU Pemilu. Data Pemilu 2014, pencalonan perempuan mencapai 37% sedangkan keterpilihan perempuan di DPR hanya 17%.

Selain itu, Wahidah menyebutkan Caleg perempuan untuk selalu memantau proses rekapitulasi suara agar suaranya tidak hilang.

"Caleg perempuan harus ikut proses rekap perhitungan suara ditiap tingkatan sehingga perolehan suaranya tidak dicurangi dalam hal hilang ataupun dikurangi," jelasnya.

Sependapat dengan Wahidah, Titi Anggraeni dari Perludem juga menegaskan untuk tidak hanya larut dalam pemilihan presiden.

"Harapannya adalah kita semua,  publik,  masyarakat pemilih, media, khususnya di sini bawaslu agar jangan larut dan menghabiskan deluruh energi hanya untul pemilu presiden.  Bagaimana proporsionalitas kita diuji untuk memberi atensi secara proporsional pada jenis pemilu yang lain," jelas Titi. 

Kesigapan Bawaslu dalam pemilu legislatif juga ditekankan oleh Titi karena sistem Pemilu serentak yang kompleks dan rumit bisa saja terjadi kesalahan-kesalahan akibat kelelahan.

"Kami meminta agar Bawaslu tetap sigap dan awas dalam mengawasi pemilu legislatif terutama proses rekap di PPK memang sangat rumit,  melelahkan,  dan pasti penuh dengan komplesitas dan dinamikanya sendiri-sendiri,  di situ ada suara caleg dan ada suara perempuan yang kami titipkan," tutupnya


Reporter: MES

Editor: Hendry Roris Sianturi