Jakarta, Gatra.com - Simpatisan Paslon 02, Prabowo-Sandiaga siang tadi melakukan aksi Petisi Rakyat Tolak Pemilu Curang. Dalam aksinya, mereka mendesak Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) untuk membubarkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) karena dianggap dalang kecurangan Pemilu 2019.
Ditemui usai mediasi dengan simpatisan pendukung Paslon 02 Prabowo-Sandiaga, Anggota Bawaslu, Rahmad Bagja memberikan komentar soal tuduhan tersebut dengan mengaitkan bukti alat kecurangan.
"Kita lihat, pertama alat buktinya dan sudah disampaikan ada yang mengatakan Bawaslu tidak kelihatan. Kita lihat kasusnya di daerah, kasus nasional misal masalah situng sudah kita ingatkan KPU, situng agak trouble dalam beberapa kali kan. Kita sudah kasih surat ke KPU agar hati-hati karena ini perosoalannya sangat sensitif masalah tersebut," ujarnya di kantor Bawaslu RI, Jakarta, Rabu (24/4).
Selanjutnya Bagja, menanggapi tuduhan-tuduhan yang dialamatkan kepada KPU sebagai dalang kecurangan. Ia meminta agar KPU lebih berhati-hati agar tidak terjadi kesalahan dalam menginput data.
"Iya agar lebih berhati-hati. Misalnya kesalahan tidak diulang berkali-kali, itu kan yang penting. Logistik salah satu yang kita sesalkan logistik, tiba-tiba logistik bermasalah begini ke mana-mana kan," ungkap Bagja.
"Mislanya input sudah kita ingatkan. Kita lihatlah, insya Allah semoga tidak diulang," ujarnya menambahkan.
Upaya Bawaslu dalam memediasi antara simpatisan yang terus menyudutkan KPU, Bagja mengatakan akan mengikuti proses administrasi dan akan meneliti laporannya.
"Kita lihat lah prosesnya. Kemudian alat buktinya apa untuk menyatakan pelanggaran administrasi yang terstruktur, sistematis, dan massif, itu banyak sekali komponennya. Kita harus melihat laporan-laporannya," kata Bagja.