Home Ekonomi Jelang Ramadan, Peternak Ayam Minta Harga Jagung Distabilkan

Jelang Ramadan, Peternak Ayam Minta Harga Jagung Distabilkan

Solo, Gatra.com - Peternak ayam petelur yang tergabung dalam Perhimpunan Insan Perunggasan Indonesia (Pinsar) meminta pemerintah menjaga stabilitas harga jagung sebagai pakan ayam berpengaruh terhadap harga telur ayam. Menjelang Ramadan dan Lebaran, para peternak enggan disalahkan jika harga telur melonjak.
 
Ketua Presidium Pinsar Petelur Nasional (PPN) Yudianto Yogiarso mengatakan, harga telur sangat mempengaruhi inflasi secara nasional dan daerah.
 
"Selama ini kami selalu diminta untuk menurunkan harga, padahal harga pakan terus naik," ucap Yudianto saat ditemui di Solo, Rabu (24/4).
 
Menurut dia, peternak selalu berusaha mengambil keuntungan sewajarnya, termasuk saat Ramadan dan Lebaran. Namun saat harga naik, ada perbedaan harga telur saat lepas kandang dengan harga di pasaran.
 
"Kami yang selalu disalahkan kalau harga di pasaran tinggi. Padahal harga lepas kandang dari kami masih wajar," ucapnya.
 
Apalagi, menurut Yudi, harga telur ayam sangat terpengaruh oleh harga pakan. Jika harga pakan tinggi, peternak tidak bisa menjual telur dengan harga rendah. "Padahal selama beberapa tahun terakhir harga pakan juga fluktuatif," ucapnya.
 
Berdasarkan data Pinsar, harga telur di kandang setara 3,6 kali harga pakan di pasaran. Jika pemerintah berharap harga telur tiap kilogram bisa ditekan hingga di bawah Rp24 ribu, Yudi bilang, harga pakan ayam harus kurang dari Rp7.000.
 
"Di sisi lain kami (peternak) tidak bisa lepas dari jagung yang menjadi komponen utama pakan.  Makanya kami berharap pemerintah bisa menekan harga jagung menjadi Rp3500 ribu. Saat ini harga jagung per kilogram Rp4.000," ucapnya.
 
Menurut Yudi, harga tersebut karena upaya Bulog menyerap hasil panen jagung dari petani. "Harapannya hingga Lebaran harga jagung ini tetap stabil sehingga nantinya tidak berdampak pada gejolak harga telur," ucapnya.
 
Selain itu, PPN juga berharap pemerintah menghitung ulang perbandingan hasil produksi jagung dengan kebutuhan riil. "Sebab ketersediaan komoditas jagung ini sangat berpengaruh pada harga di pasaran," katanya.
 
 
 
1422