Jakarta, Gatra.com - Salah satu tugas Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf) adalah memelihara ekosistem di pasar industri kreatif. Dalam ekosistem ini para pelaku kreatif bisa mengembangkan produknya, menjembatani pelaku industri dengan investor untuk mendapatkan modal, hingga mengakses pasar.
Diakui Deputi Pemasaran Bekraf, Joshua Simandjuntak saat ini ekosistem tersebut belum terbentuk dengan baik. Bekraf, sebutnya, terus berupaya memperbaiki ekosistem tersebut, salah satunya melalui pameran. Pameran adalah jalan mengenalkan produk ekonomi kreatif (ekraf) dalam negeri ke mata dunia.
"Bekraf akan memfasilitasi pelaku ekraf yang ingin melakukan pameran di luar negeri. Bantuan Bekraf yakni menyewakan lahan, membangun booth atau paviliun, dan mengirimkan barang yang ingin dipamerkan. Tapi para pelaku usaha ini bertanggung jawab terhadap tiket dan akomodasi," jelasnya usai acara konferensi pers Bekraf HKI Run 2019 di Jakarta, Selasa (23/4).
Baca Juga: Bekraf HKI Run Sediakan Layanan Konsultasi HKI
Menurutnya kendala Bekraf dalam merangkul para pelaku industri kreatif adalah minimnya kemampuan pelaku ekraf untuk berbisnis di skala global.
"Bekraf terus upayakan business readiness ini. Banyak pelaku industri yang berminat pameran di luar negeri, tapi jika ada kesempatan ekspor mereka enggan. Alasannya kebanyakan masih mengandalkan pasar dalam negeri," ungkapnya.
Ia mengingatkan hal yang terpenting dalam memasarkan produk ekraf itu jangan lupa akar budaya. “Indonesia ini kaya sekali budayanya. Kita lihat akar budaya kita, lihat pasar dunia. Coba tantangan ekspor, kita kembangkan produk-produk unggulan berbasis budaya lokal, karena itu kekuatan kita," pungkasnya.