London, Gatra.com - Unjuk rasa yang dilakukan aktivis lingkungan London sejak delapan hari lalu berbuntut pada penangkapan oleh pihak kepolisian pada Senin (22/4) lalu. Unjuk rasa damai itu dilakukan untuk mendesak pemerintah menghentikan krisis iklim global.
Dilansir dari Sky News, polisi mengatakan 1.065 orang telah ditangkap sehubungan dengan protes tersebut. 71 orang di antaranya dituduh melakukan pelanggaran dengan dakwaan mengganggu ketertiban umum, termasuk menghalangi polisi.
"Jumlah penangkapan ini belum pernah terjadi sebelumnya, mengalihkan polisi dari tugas vital mereka untuk menangani kekisruhan dan menjaga London tetap aman. Tetapi polisi akan terus menangkap mereka yang menduduki lokasi dan menolak berhenti sehingga menyebabkan gangguan yang meluas ke masyarakat London," ujar pihak Scotland Yard.
Polisi menjelaskan, sebagian besar peserta aksi massa yang tertangkap itu akan dibawa ke Pengadilan Westminster Magistrate antara 14-31 Mei 2019, sementara mereka yang ditahan tetapi tidak didakwa telah dibebaskan dalam penyelidikan. Elliott Cuciurean, 20, diyakini sebagai aktivis pertama yang dituntut atas unjuk rasa krisis iklim itu.
Di Pengadilan Magistrasi Westminster pada Selasa (23/4) kemarin, pria itu diberikan pembebasan bersyarat dan diperintahkan untuk membayar biaya setelah mengaku bersalah atas pelanggaran ketertiban umum. Namun, ia merasa keberatan dan menolak bayaran denda yang mencapai £ 1.000 itu.
Tiga pengunjuk rasa lainnya, yang dihadirkan bersama-sama di pengadilan membantah dakwaan dan akan tetap menghadapi persidangan musim panas ini.
Sementara itu, Asia One melaporkan, kelompok aktivis iklim, Extinction Rebellion, sebelumnya memang sudah menargetkan lokasi-lokasi di London pusat, seperti Oxford Circus dan Parliament Square. Selain itu, massa juga menduduki jembatan Waterloo. Tempat-tempat tersebut dinilai strategis untuk meluncurkan protesnya.
Oxford Circus dan Parliament Square dibuka kembali untuk lalu lintas pada hari Minggu (21/4) lalu. Sementara jembatan Waterloo yang baru dibuka kembali, sudah bisa beroperasi setelah disterilkan semalaman. Protes tersebut dilaporkan masih akan berlanjut. Polisi pun mengimbau para aktivis untuk pindah ke Marble Arch.
Di Marble Arch, aktivis lingkungan remaja Swedia Greta Thunberg juga sempat berpidato di hadapan orang banyak pada hari Minggu lalu. Pelajar berusia 16 tahun itu mendesak massa untuk tidak pernah menghentikan kampanyenya demi menyelamatkan planet ini.