Batanghari, Gatra.com - Kebutuhan pokok beragam jenis mengalami kenaikan harga dua pekan jelang bulan suci Ramadhan. Di antaranya daging sapi murni, daging kerbau murni, ayam broiler, cabai merah dan cabai rawit. Menurut pedagang, kenaikan harga dipicu tidak ada delivery order (DO) serta memasuki bulan Ramadhan.
Berdasarkan data harga rata-rata bahan pokok pangan, Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Batanghari, dua hingga tiga pekan terakhir, lonjakan mulai terlihat. Misalnya, pantauan harga per 11 April, harga daging sapi dan daging kerbau murni Rp130 ribu/kg. Harga tersebut mengalami kenaikan pada pekan berikutnya menjadi Rp150 ribu.
"Ada kenaikan harga daging sapi dan daging kerbau murni Rp20 ribu per kilogram. Kemudian daging ayam broiler naik Rp5.000 per/kg dari Rp28 ribu menjadi Rp33 ribu pada 18 April lalu," kata Kepala Bidang Perdagangan, Suparno kepada sejumlah wartawan, Rabu (24/4).
Selain harga daging, kenaikan harga juga terjadi di komoditas lainya. Seperti cabai merah keriting dan biasa. Pada 11 April, naik Rp4000 per/kg. Sebelumnya Rp20 ribu, naik menjadi Rp24 ribu.
Bawang putih naik dari Rp35 ribu menjadi Rp45 ribu pada 18 April lalu. Sementara harga harga cabai rawit putih mengalami penurunan harga, dari Rp40 ribu menjadi Rp24 ribu pada 11 April. Begitu juga harga bawang merah, turun dari Rp35 ribu per/kg menjadi Rp34 ribu/kg pada 11 April.
"Terjadi penurunan harga sekitar 40 persen untuk cabai dan 2 persen lebih bawang merah. Harga-harga komoditi ini masih terus berubah dan fluktuatif menjelang bulan Ramadhan. Kita masih melakukan pantauan harga di pasar Keramat Tinggi," ujarnya. Ia menjelaskan sejumlah komoditi lainnya, seperti gula pasir, tepung terigu, telur dan beras relatif stabil.
Kenaikan harga diakui pedagang Pasar Kramat Tinggi, Muara Bulian, akibat harga dari pemasok sudah tinggi. Pedagang menduga pemicu kenaikan harga efek pasca masa pemilu dan memasuki bulan Ramadhan.
"Harga daging ayam tidak bisa diprediksi. Hari ini harga naik, besok bisa saja harga jual turun dari pemasok di peternak ayam. Katanya DO tidak ada," kata salah seorang pedagang.