Jakarta, Gatra.com - Direktur Pemberdayaan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Lilik Kurniawan menegaskan pentingnya pengurangan risiko bencana, di mana kuncinya ada pada edukasi masyarakat dan tata ruang oleh pemerintah pusat maupun daerah.
Lilik mencontohkan pembangunan kembali Sulawesi Tengah pascagempa dan tsunami 29 September lalu, selain mempertimbangkan tata ruang berdasar pengurangan risiko bencana juga harus mengakomodir masukan dari masyarakat.
"Untuk membangun kembali Palu, pemerintah sudah membentuk satu tim namanya kita sebut sebagai Palu Bangkit, itu timnya diserahkan perencanaannya ke Bappenas. Bappenas membuat rencana untuk kemudian diserahkan ke masing-masing lembaga, lalu ada masukan dari kata yang harus diakomodir yang sepertinya belum banyak," ungkap Lilik pascapeluncuran buku "Ekspedisi Palu-Koro", Selasa (23/4).
Dalam pembangunan, menurut Lilik, ada masalah sosial budaya yang juga harus jadi perhatian namun seringkali diabaikan oleh pemerintah.
"Harus dilihat dari sisi paling dalam di masyarakat, karena pembangunan bukan sekadar membangun jalan baru, ada masalah livelihood, masalah sosial dan budaya termasuk bagian dari membangun, buku ekspedisi ini akan menambah referensi karena yang terlibat kan para ahli," ujar Lilik.
Ada banyak wilayah di Indonesia yang rawan bencana dan dilalui sesar seperti di Sulawesi Tengah, Lilik memberikan contoh yakni di Sesar Lembang, Jawa Barat.
Ke depan Lilik mendorong inisiatif berbagai pihak untuk mengikuti jejak Tim Ekspedisi Palu-Koro untuk meneliti dan mengedukasi masyarakat tentang pengurangan risiko bencana.
"Kalau itu jadi geowisata [Sesar Lembang], memberikan informasi sedetail-detailnya kepada semua orang dengan bahasa soft tidak menakuti," ujarnya.
Lilik juga mencontohkan daerah yang telah menerapkan regulasi dan pembangunan yang sadar bencana yakni di Kota Bima, NTB. Sehingga ketika terjadi banjir bandang tidak ada korban yang jatuh karena telah melakukan antisipasi sebelumnya.
"Role model daerah yang sudah kena bencana ada Kota Bima, sebelum banjir bandang, kita buat Kota Bima tangguh bencana. Indikator ketangguhan kota sudah kita sampaikan, wali Kota Bima buat aturan berbasis pengurangan risiko bencana, waktu banjir ketinggian air sampai 3 meter bisa zero victim," papar Lilik.