Belitung, Gatra.com - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus menyempurnakan cakupan pendataan keluarga di Indonesia. data ini menjadi modal utama pembangunan di era globalisasi dan revolusi industri 4.0.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Utama BKKBN Nofrijal dalam acara Temu Kerja Regional Kampung KB dan Pengelola Data dan Informasi Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota Tahun 2019 di Belitung, Bangka Belitung.
"Salah satu nilai jual BKKBN, adalah data. Terutama data mikro yang sangat penting yaitu keluarga," kata Nofrijal kepada Gatra.com, Selasa (23/4) malam.
Cakupan dan sikronisasi data keluarga BKKBN yang terintegrasi dengan Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri sudah mencapai 60%.
"Ini potensi besar, mengoleksi data secara mikro yang bisa dipertanggungjawabkan by nama dan by address," sambung dia.
BKKBN juga telah mengembangkan pengelolaan data rutin data keluarga disertai updating terbaru, pelayanan KB, dan pengendalian lapangan yang terintegrasi melalui aplikasi Sistem Informasi Keluarga (SIGA). Sistem ini dirancang sejak tahun 2017.
Data keluarga ini, sambung Nofrijal, dapat dijadikan peta kerja dan operasional di lapangan. Kemudian mempermudah penyusunan kebijakan di tingkat kabupaten/kota dalam upaya kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat.
BKKBN mengingatkan pemerintah daerah tidak takut mencantumkan data apa adanya. "Karena kita membutuhkan data yang bener. Sehingga nanti menjadi kunci tingkat nasional untuk menyusun kebijakan," pungkasnya.