London, Gatra.com - Di balik merosotnya perekonomian beberapa negara miskin yang diakibatkan oleh global warming, ekonomi Inggris tumbuh sebanyak 10%. Perubahan iklim dan suhu lingkungan yang terjadi diperkirakan menjadi salah satu penyebabnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Stanford menunjukan bahwa global warming membuat para pekerja di Inggris lebih produktif. Hal ini dikarenakan global warming membuat iklim negara tersebut jadi lebih hangat.
"Data historis jelas menunjukkan bahwa tanaman lebih produktif, manusia lebih sehat dan kami lebih produktif di tempat kerja ketika suhu tidak terlalu panas atau terlalu dingin," kata seorang ilmuwan sistem bumi sekaligus penulis dari penelitian tersebut, Marshall Burke, seperti dikutip The Independent, Selasa (23/4).
Penelitian tersebut pada dasarnya menunjukan bahwa global warming telah mempengaruhi keadaan ekonomi beberapa negara. Para peneliti membandingkan prediksi perekonomian yang diperkirakan bila tidak terjadi global warming dengan kondisi ekonomi saat ini.
Saat ini ekonomi Inggris lebih besar 10% dari prediksi yang diperkirakan tanpa global warming. Sementara negara-negara yang berada di khatulistiwa seperti Afrika, Asia dan Amerika Selatan mengalami kerugian atas global warming. Dalam 50 tahun terakhir, antara 1961 sampai 2010, kekayaan orang di negara-negara miskin di dunia lebih rendah 17 hingga 30% dari prediksi yang dilihat tanpa global warming.
Selain Inggris, beberapa negara yang berada di lintang utara seperti Kanada dan Norwegia juga telah melihat ekonomi mereka tumbuh sepertiga.
“Ini berarti bahwa di negara-negara yang dingin, sedikit pemanasan dapat membantu,” lanjut Burke.
Selain itu, penelitian tersebut juga menyebutkan bahwa ketidaksetaraan kondisi ini diperburuk oleh fakta bahwa negara-negara maju yang telah melihat ekonomi mereka meningkat sekitar 10% berkat global warming, juga merupakan penghasil emisi gas rumah kaca terbesar yang memicu global warming.
Akibatnya, negara miskin dengan suhu lingkungan yang sebelumnya cukup panas, ekonnominya menurun. India diketahui ekonominya lebih kecil 31% dan Sudan 36% lebih kecil jika dibandingkan dengan prediksi tanpa adanya global warming. “Ini kerugian besar,” ujar Burke.
Peningkatan suhu global telah diketahui akan memperburuk bencana alam, kekeringan dan kelaparan yang dapat menggusur jutaan orang di masa depan. Tetapi para peneliti dari Universitas Stanford telah menunjukkan bahwa global warming telah memperburuk ketidaksetaraan ekonomi selama puluhan tahun.