Jakarta, Gatra.com – Imunisasi bagi anak-anak tidak hanya dilakukan di Indonesia saja, tetapi di seluruh dunia karena imunisasi memberikan pengamanan yang spesifik terhadap penyakit. Sebaiknya, imunisasi juga dilakukan secara rutin, bertahap dan lengkap.
Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Soedjatmiko menghimpun data di tahun 2018 terkait negara-negara yang mewajibkan imunisasi sampai usia remaja dan dewasa di antaranya adalah Malaysia sampai usia 15 tahun, Filipina 18 tahun, Singapura 11 tahun, Inggris 11 tahun, Amerika 18 tahun, Jerman 60 tahun dan lainnya.
Soedjatmiko juga memaparkan manfaat apa saja yang didapatkan dari beragam jenis imunisasi saat acara pekan imunisasi dunia 2019 di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Selasa (23/4).
1. Imunisasi Polio
Virus polio ini menyerang inti saraf yang dapat menyebabkan kelumpuhan. Beberapa efeknya adalah otot tangan mengecil, tubuh terasa lemas, pincang, terdapat kecacatan dan yang paling parah yakni terjadi kelumpuhan. Imunisasi polio mampu mencegah kelumpuhan karena virus polio.
2. Imunisasi BCG
Imunisasi BCG digunakan untuk mencegah penyakit tuberkulosis. Tuberkulosis sendiri bisa menganggu tidak hanya paru-paru, tetapi juga otak. Gejala nya beragam seperti kejang, koma, lumpuh, batuk yang berkepanjangan, sering sakit dan bisa menyebabkan kematian.
3. Imunisasi Pentabio (DPT-HepB-Hib)
Melalui imunisasi pentabio, anak-anak dapat terhindar dari penyakit difteri yang menyebabkan saluran napas tersumbat dan racun dari kuman merusak otot jantung. Kemudian mencegah pertusis (batuk rejan) yakni batuk panjang, radang paru dengan sesak di dada. Selain itu juga mencegah tetanus, penyakit yang memiliki gejala kaku pada otot mulut, badan serta pernapasan. Bisa mencegah hepatitis yang menyebabkan hati bengkak, mata kuning, tubuh lemas dan mual. Lalu, menghindarkan dari penyakit akibat Hib (Hemofilus Influenza tipe b) dengan dampak di antaranya radang paru, otak, telinga sampai gizi buruk.
4. Imunisasi Campak
Imunisasi campak terbukti mencegah komplikasi akibat penyakit campak. Penyakit campak ini merupakan penyakit menular yang dapat menjadi wabah dan menimbulkan korban jiwa jika tidak segera dicegah. Dalam 5 tahun terakhir, campak bisa menyebabkan 2.853 orang mengalami radang paru, 5.706 orang terkena diare dan infeksi telinga, serta 571 orang radang otak.
5. Imunisasi Rubela (MR)
Rubela berakibat pada kecacatan. Biasanya, anak yang terinfeksi virus rubela bisa menularkan ke ibu yang sedang hamil dan mempengaruhi cacat janin (kebutaan, tuli, otak tidak berkembang, kelainan jantung) atau keguguran. Tahun 2012-2018 di rumah sakit tipe A, terdapat 1660 bayi yang cacat karena rubela.