Iowa, Gatra.com – Kebiasaan sarapan sangat terkait dengan kesehatan jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler). Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of the American College of Cardiology, meninggalkan sarapan dapat meningkatkan risiko kematian akibat terserang kardiovaskuler, terutama akibat penyakit stroke sebagaimana yang dilansir dari CNN (23/4).
Asisten Profesor Epidemiologi University of Iowa yang menulis temuan tersebut, Dr. Wei Bao menjelaskan bahwa setelah umur, jenis kelamin, ras, status ekonomi, diet, gaya hidup, indeks massa tubuh, dan riwayat penyakit diperhitungkan, orang yang tidak pernah sarapan memiliki risiko 87% lebih tinggi terkena penyakit kardiovaskuler dibandingkan yang rutin sarapan.
“Secara tradisional, sarapan dipercaya sebagai salah satu makanan terpenting dalam kehidupan sehari-hari, namun belum ada data yang meyakinkan mengenai hal tersebut. Makalah kami merupakan salah satu bukti yang memperkuat kepercayaan tersebut” ungkap Bao.
Penyakit kardiovaskuler, terutama serangan jantung dan stroke, merupakan penyebab utama kematian di dunia. Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2016, sebanyak 15,2 juta orang meninggal akibat penyakit kardiovaskuler.
Penelitian tersebut menggunakan data 6.550 penduduk Amerika Serikat (AS) usia 40-75 tahun pada 1988-1994 yang melaporkan seberapa sering mereka sarapan dalam Survei Kesehatan dan Pemeriksaan Gizi Nasional. Dari 6.550 orang tersebut, 2.318 orang telah meninggal dunia setelah dianilisis secara terpisah tahun 2011. 619 diantaranya meninggal akibat penyakit kardiovaskuler.
Berdasarkan studi tersebut, sebanyak 5,1% orang tak pernah sarapan, 10,9% jarang sarapan, 25% sarapan pada hari tertentu, dan 59% sarapan tiap hari. Dibandingkan yang sarapan tiap hari, orang yang tidak pernah sarapan berisiko lebih tinggi terkena penyakit kardiovaskuler. Hubungan tersebut terlihat secara signifikan dalam studi tersebut.
“Sepengetahuan kami, ini adalah analisis pertama mengenai kebiasaan meninggalkan sarapan dan risiko jantung,” tulis para peneliti dalam makalah.
Hal paling penting, penelitian ini hanya menunjukkan hubungan kebiasaan meninggalkan sarapan dengan risiko kematian. Tidak serta merta kebiasaan tersebut menjadi penyebab kematian. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai kebiasaan meninggalkan sarapan dan mengapa hubungan tersebut terjadi.