Jakarta, Gatra.com – Beredar kabar bahwa vaksin imunisasi mengandung bahan-bahan berbahaya. Salah satu yang tengah ramai adalah kandungan merkuri. Namun, isu tersebut ditepis oleh Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Soedjatmiko. Menurutnya, kandungan merkuri yang terdapat di dalam vaksin bukanlah jenis merkuri yang berbahaya.
“Bahan yang ada di dalam vaksin itu adalah etil merkuri, bukan methil merkuri yang memang berbahaya. Kadarnya pun sangat rendah dan tidak melebihi batas,” katanya di acara pekan imunisasi dunia 2019 di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Selasa (23/4).
Ia juga menjelaskan, etil merkuri memiliki molekul yang berbeda dengan methil merkuri. Etil merkuri memiliki kandungan senyawa organik yakni timerosal. Fungsinya, sebagai pengawet vaksin. Selain itu, etil merkuri juga secara efektif mencegah pertumbuhan mikroorganisme.
Soedjatmiko mengimbau para orangtua diimbau untuk tidak lagi takut memberikan vaksin imunisasi kepada anak-anak mereka. Apalagi, dengan memberikan imunisasi, orangtua sudah menjalankan tanggung jawab untuk menghindarkan anak-anak dari potensi penyakit menular dan mematikan.
Ia menegaskan, anak-anak dan bahkan remaja harus mendapatkan vaksin imunisasi secara rutin dan lengkap. Ini sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No 12 tahun 2007. Peraturan tersebut berisi tentang imunisasi program dan imunisasi pilihan.
“Imunisasi tidak berhenti hanya saat mash bayi atau baduta (bawah dua tahun), melainkan juga yang sudah berusia remaja dan dewasa, karena kekebalan tubuh bisa saja menurun. Setelah imunisasi dasar bayi, perlu melakukan imunisasi lanjutan bagi baduta, lalu imunisasi lanjutan (anak sekolah dan remaja) dan imunisasi bagi wanita subur (WUS), imunisasi tambahan serta khusus misalnya saat ingin berangkat umroh,” pungkasnya.