Solok, Gatra.com - Berdasarkan data riset kesehatan tahun 2018, Kabupaten Solok dinyatakan berada pada urutan ketiga penderita stunting terbanyak di Sumatera Barat, setelah Kabupaten Pasaman dan Pasaman Barat.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Solok, Sri Efianti mengatakan, jumlah penderita stunting di Kabupaten Solok mencapai 1.638 anak Bawah Umur Lima Tahun (Balita). “Dibandingkan tahun 2013, angka stunting di Kabupaten Solok sudah menurun menjadi 30,5 persen,” ujarnya kepada Gatra, Selasa (23/04).
Dinas Kesehatan Kabupaten Solok mencatat, angka penderita stunting tahun 2013 sebesar 39,7 persen. “Bedasarkan hasil Penilaian Status Gizi (PPG), angka penderita stunting turun menjadi 30,5 persen, atau sebanyak 1.638 dari 5.376 balita yang ada di daerah ini,” ungkapnya.
Sri menjelaskan, stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada balita, akibat kekurangan gizi kronis, sehingga anak terlalu pendek untuk seusianya.
Menurut Sri, penderita stunting tidak memiliki tingkat kecerdasan yang maksimal seperti anak normal lainnya. Stunting juga menjadikan anak lebih rentan terhadap penyakit. “Penderita stunting juga beresiko menurunya produktivitas mereka di masa depan,” jelas Sri.
Sri menyarankan agar Pemerintah Daerah (Pemda) menerbitkan regulasi untuk penanganan stunting. “Ini merupakan langkah awal dan salah satu upaya untuk mengurangi angka stunting di Kabupaten Solok,” ujarnya.
Tidak hanya itu, Dinas Kesehatan juga akan membentuk nagari (desa) binaan untuk meminimalisir stunting di daerah setempat. “Perlu langkah-langkah yang cepat dan tepat dalam upaya menurunkan jumlah penderita stunting,” ungkapnya.
Reporter: Nella Marni