Home Ekonomi Target Produksi Ikan Tawar di Muaro Jambi Meleset

Target Produksi Ikan Tawar di Muaro Jambi Meleset

Muaro Jambi, Gatra.com - Capaian produksi ikan tawar di Kabupaten Muaro Jambi selalu meleset dari target yang ditetapkan. Kegagalan itu telah terjadi selama dua tahun berturut-turut. 

"Itu benar, target produksi ikan tawar khususnya budidaya kolam dalam dua tahun belakangan ini memang tidak tercapai," kata Kabid Budidaya Dinas Perikanan Muaro Jambi, Arifin kepada Gatra.com, Senin (22/4).

Arifin menjelaskan bahwa target produksi ikan tawar kolam dan keramba jaring apung (KJA) pada 2017 sebesar 26.451 ton. Sementara realisasi produksi hingga akhir tahun sebesar 25.295 ton. 

"Untungnya, target produksi 2107 bisa tertutupi dengan adanya ikan hasil tangkapan sebesar 1.498 ton. Hasil tangkapan ini masuk hitungan produksi," ujarnya. 

Kegagalan yang sama kembali terjadi pada 2018. Capaian produksi ikan tawar khususnya budidaya kolam hanya terealisasi 18.821 ton dari target 21.308 ton. Sedangkan target produksi ikan keramba jaring apung (KJA) terealisasi sebesar 7.711 ton dari target 5.143 ton. 

"Produksi budidaya ikan kolam merosot jauh pada tahun lalu. Itu dikarenakan berbagai persoalan.  Harga pakan mahal, modal pembudidaya minim ditambah lagi persoalan harga jual yang rendah," katanya. 

Arifin menyebut Dinas Perikanan Muaro Jambi tidak bisa berbuat banyak dalam membantu para petani ikan. Minimnya alokasi anggaran menjadi kendala instansi ini dalam memberikan bantuan bibit dan pakan. 

"Jumlah kelompok pembudidaya di Muaro Jambi ini sebanyak 126 kelompok. Jumlah proposal yang masuk 45, yang bisa kita akomodir hanya 9 proposal. Anggaran kita minim, jadi tidak bisa mengakomodir sekaligus, " ujar Arifin. 

Bantuan yang diberikan Dinas Perikanan hanya sebatas pemberian bibit dan pakan. Jumlahnya juga tidak terlalu signifikan. Sebab, alokasi anggarannya hanya pada kisaran Rp200 juta. "Anggaran ini yang menjadi masalahnya, kalau anggaran cukup angka produksi bisa ditingkatkan," katanya. 

Arifin mengatakan bahwa sektor perikanan tidak bisa dilihat hanya dari aspek produksi saja. Aspek lain yang tidak kalah penting yaitu pemasaran.

"Ketika produksi ikan melimpah, harga menjadi sangat murah. Itu yang menjadi persoalan yang terjadi selama ini. Dampaknya, petani menjadi merugi dan enggan melanjutkan usahanya," katanya. 

Arifin menjelaskan bahwa persoalan pasar tidak bisa diintervensi. Kecuali masalah harga pakan. Pihak Dinas Perikanan biasanya akan melaporkan ke pihak Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) agar harga pakan diturunkan.  "Biasanya para pengusaha pakan akan dikumpulkan pihak KKP. Hasilnya juga tidak terlalu signifikan," ujarnya. 

Mengenai target produksi ikan 2019, Arifin enggan berspekulasi. Dia menyebut bahwa Dinas Perikanan akan tetap berusaha untuk memenuhi target produksi ikan tawar yang ditetapkan sebesar 22.293 ton budidaya kolam dan 5.246 ton budidaya KJA. 

"Kita tetap akan berupaya. Salah satunya dengan menggalakkan gerakan pakan mandiri. Para petani kita beri penyuluhan untuk mengolah pakan sendiri," katanya.  

437