Jakarta, Getra.com - Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan berbagai terobosan untuk mendorong dan meningkatkan generasi milenial terjun ke sektor pertanian. Di antaranya melalui Millennial Indonesian Agropreneurs (MIA).
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementan, Syukur Iwantoro, dalam keterangan tertulis yang diterima Gatra.com di Jakarta, Minggu (21/4), menyampaikan, pihaknya melakukan berbagai terobosan karena masa depan sektor pertanian Indonesia tergantung dari generasi mudanya atau kaum milenial.
Kementan siap untuk memfasilitasi dan mendukung para agropreneur muda atau kaum milenial untuk bergerak di berbagai bidang pertanian, baik di sektor hulu hingga hilir.
Agropreneur muda atau lebih dikenal sebagai milenial agropreneur memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan pertanian.
Terkait itu, Kementan menggelar The 1st Millennial Indonesian Agropreneurs (MIA) Expo dengan tema "Peran Generasi Muda Pertanian Milenial Dalam Pembangunan Pertanian" yang dilaksanakan pada Kamis-Minggu (18-21/4).
Syukur saat menutup 1st MIA di Botani Square, Bogor, Jawa Barat (Jabar), menyampaikan, acara ini merupakan terobosan untuk mempercepat tumbuhnya generasi milenial terjun di sektor pertanian.
"Jadi ke depan mereka tidak hanya mengandalkan on farm saja, namun juga di off farm-nya yaitu pascapanen yang merupakan kelemahan pertanian saat ini," ujarnya.
Menurut Syukur, dengan bergeraknya para agropreneur di bidang off farm, maka kelemahan sektor pertanian mulai bisa ditutupi dari hulu hingga ke hilir. Dengan begitu, semua proses bisnis di bidang pertanian akan terbentuk. Terlebih bisa memberikan nilai tambah yang luar biasa.
"Bayangkan dalam tiga hari saja omsetnya sudah mencapai sekitar 150 juta. Berarti minat kunjung konsumen terhadap produk anak muda ini cukup besar, karena hasil kualitasnya bagus, kemudian inovatif dan juga harganya tidak kalah dengan produk-produk yang dihasilkan oleh industri yang besar, baik dari dalam maupun luar negeri," katanya.
Karena itu, Syukur berharap semua pihak terus mendorong agropreneur milenial agar semakin berkembang. "Maka itu, kami tidak hanya memberikan fasilitas, tapi juga menciptakan entrepreneur milenial ini melalui Polbantan, inkubator, dan sekaligus sitkapital yang akan dikelola oleh softlun kerja sama dengan pihak Polbantan," ujarnya.
Syukur mengatakan, Kementan sudah memiliki 6 Polbantan yang siap menjadi entrepreneur di bidang agribisnis. "Tetapi selain Polbantan yang dibina, kita juga punya sekolah vokasi yang dikelola liniersosmitra, termasuk dari IPB dan Prasetya Mulya," ungkapnya.
Menurut Syukur, jika para entrepreneur muda bergerak, maka pertanian di masa mendatang akan mengalami perubahan yang jauh lebih maju. Selain itu, pemerintah juga bertujuan untuk mengubah mindset tentang pertanian agar diminati banyak kalangan muda.
"Dulu pertanian di anggap kumuh, miskin, dan berada di desa jauh dari kota. Tapi dengan teknologi, sektor pertanian memiliki mekanisasi untuk mendobrak kemiskinan karena adanya nilai tambah yang tinggi," tandasnya.